Sudah Meninggal tapi Menemui Orang, Di Pekalongan Ada Wali yang Hidup di Atas Pohon Kelapa

Sudah Meninggal tapi Menemui Orang, Di Pekalongan Ada Wali yang Hidup di Atas Pohon Kelapa

Wali yang hidup di atas pohon kelapa-Google Maps (R.Miska)-

RADARPEKALONGAN.CO.ID - Di Pekalongan ada sosok wali yang hidup di atas pohon kelapa, bagaimana kisahnya? Dan siapa beliau sesungguhnya? Mari simak kisahnya sampai akhir.

Terkenal dengan kota santri, Pekalongan memiliki banyak ulama dari kalangan kyai maupun habaib yang dihormati karena memiliki kedalaman ilmu agama.

Salah satunya adalah yang akan kita bahas kali ini, beliau dikenal sebagai ulama sekaligus wali yang memiliki karomah luar biasa.

Kisah yang paling dikenang masyarakat yakni ketika beliau hidup di atas pohon kelapa tanpa makan tanpa minum selama sekitar satu tahun.

BACA JUGA:Sosok Wali Mastur di Pekalongan, Kyai Alim yang 'Dekat' dengan Imam Ghazali

Beliau yang dimaksud bernama Syekh Muhammad Ashral atau kelak lebih akrab disapa Mbah Gendon, beliau asli Pekalongan, lahir di Kecamatan Kesesi.

Muhammad Ashral lahir pada sekitar tahun 1868 M, dari pasangan Kyai Tarab dan Nyai Takumi. Kedua orang tuanya benar-benar mendidik Ashral kecil dengan baik.

Kyai Tarab dan Nyai Takumi mendidik Ashral agar menjadi pribadi yang sederhana dan mandiri, ia pun tumbuh menjadi sosok yang tidak pernah mengkhawatirkan dunia.

Sampai saat dianggap sudah waktunya, Muhammad Ashral dinikahkan dengan seorang wanita oleh orang tuanya. Namun aneh, ia malah memilih pulang setelah melakukan prosesi pernikahan.

BACA JUGA:Kedekatan Habib Ahmad Al-Athas dengan Habib Hasyim bin Yahya, Kakek dari 2 Ulama Besar Asal Pekalongan

Ia baru mengaku bahwa dirinya belum ingin untuk berumah tangga, Muhammad Ashral masih ingin belajar mendalami ilmu agama di pondok pesantren.

Muhammad Ashral muda lalu memutuskan berangkat ke salah satu pondok tua di Cirebon, yakni Pondok Babakan Ciwaringin pada Kyai Munir.

Fenomena Aneh Muhammad Ashral di Pondok

Tahun ke 5 Ashral mondok di Babakan Ciwaringin, terjadi wabah gatal-gatal di sekitar pondok, para pengasuh kemudian menganjurkan untuk para santri untuk mandi di sendang hangat agar terbebas dari gatal-gatal.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: