Jika Tak Mau Karirnya Hancur, Elkan Baggott Harus Berjiwa Ksatria Seperti Panya

RADARPEKALONGAN.CO.ID - Pada artikel kali ini, kita akan membahas mengenai jika tak mau karirnya hancur, RADARPEKALONGAN.disway.id/listtag/79712/elkan-baggott">Elkan baggott harus RADARPEKALONGAN.disway.id/listtag/87776/berjiwa-ksatria">berjiwa ksatria seperti Panya.

Belakangan ini, pembicaraan di kalangan pecinta sepak bola bukan hanya seputar strategi dan taktik, melainkan juga tentang bagaimana pemain menghadapi situasi sulit dengan kedewasaan.

Salah satu contoh menarik adalah kisah pemain asal Thailand, Ekanit Panya, yang tindakannya bisa menjadi pelajaran berharga bagi pemain Indonesia, terutama Elkan Baggott, yang saat ini menghadapi masalah serupa dengan Timnas Indonesia.

Dilansir dari kanal Youtube Starting Eleven Story pada Jumat (13/9), berikut ini adalah pembahasan mengenai jika tak mau karirnya hancur, Elkan baggott harus berjiwa ksatria seperti Panya.

BACA JUGA:Tanpa Kekalahan di Kualifikasi Piala Dunia 2026, Jay Idzes Bikin Pertahanan Timnas Indonesia Kokoh

BACA JUGA:Lebih Mahal dari Seluruh Skuad Vietnam! Inilah Mees Hilgers, Bek Baru Timnas Indonesia

Ekanit Panya dan Timnas Thailand

Ekanit Panya, gelandang berbakat Thailand yang bermain untuk Urawa Red Diamonds di Liga Jepang, sempat menolak panggilan dari Timnas Thailand jelang Piala Asia 2023.

Dia lebih memilih fokus menjalani pramusim bersama klubnya di bawah pelatih baru asal Norwegia.

Keputusan tersebut menimbulkan kontroversi, terutama karena Ekanit hanya berstatus sebagai pemain pinjaman di Urawa.

Media lokal dan internasional mempertanyakan nasionalisme Ekanit, mengingat Thailand sangat membutuhkan jasanya untuk menghadapi turnamen besar tersebut.

BACA JUGA:Tantang Man United di Liga Europa, Mees Hilgers Jadi Pemain Indonesia Pertama yang main di Old Trafford

BACA JUGA:Keputusan Tegas PSSI! Datangkan Ole Romeny Sebagai Opsi Lini Serang Timnas Indonesia?

Akhirnya, meski tanpa Ekanit, Timnas Thailand berhasil tampil baik di babak grup, namun Ekanit harus menerima konsekuensi dari keputusannya.

Sumber: