Proyek Piala AFF Gagal: Siapa yang Bertanggung Jawab dan Apa Solusinya?

Proyek Piala AFF Gagal: Siapa yang Bertanggung Jawab dan Apa Solusinya?

siapa yang bertanggung jawab dan apa solusinya atas gagalnya proyek Piala AFF-Justinus Lhaksana-Youtube

Evaluasi Pemain Muda: Potensi atau Beban?

Pemain muda seperti Arkhan Fikri, Dethan dan Dony Tri menjadi sorotan. Arkhan Fikri, meski memiliki talenta, namun terlihat belum mampu mengontrol emosinya di lapangan.

Akan tetapi, performanya di laga terakhir melawan Filipina layak diapresiasi.

Dethan menunjukkan kemampuan sebagai winger kanan yang menjanjikan, sementara Dony Tri tampil tenang di usia muda.

Potensi mereka besar, tetapi pengalaman di level senior masih perlu diasah. Pemain muda ini perlu bimbingan pemain senior seperti Ragnar atau Thom Haye untuk menciptakan dapat keseimbangan tim.

BACA JUGA:Intip Kekuatan Filipina di Piala AFF 2024, Calon Lawan Timnas Indonesia yang Diperkuat Pemain Eropa

BACA JUGA:DIAM-DIAM DATANG! Pascal Struijk Siap Jalani Naturaliasi, Elkan Baggott Kembali ke Timnas Indonesia?

PSSI dan Masa Depan Timnas

Kesepakatan antara PSSI dan Shin Tae-Yong untuk membawa tim muda sepenuhnya mungkin bertujuan jangka panjang.

Namun, tanpa kombinasi pemain senior, hasilnya jauh dari harapan. Apakah ini berarti PSSI harus mengevaluasi kembali kebijakan mereka?

Meskipun Shin Tae-Yong telah membawa dampak positif sejak bergabung, namun proyek Piala AFF kali ini bisa disebut gagal.

Jika target utama adalah Piala Dunia, maka PSSI harus segera menentukan arah yang lebih jelas, termasuk mempertimbangkan perubahan pelatih atau strategi baru.

BACA JUGA:Ketum PSSI Erick Thohir Ungkap Kabar Buruk Terkait Naturalisasi Pemain Keturunan untuk Timnas Indonesia

BACA JUGA:Jordi Wehrmann Siap Gabung Timnas Indonesia Pada Bulan Februari? Begini Respon Dari PSSI

Solusi untuk Bangkit

  1. Kombinasi Pemain Senior dan Muda: Kehadiran pemain senior dapat memberikan stabilitas dan pengalaman kepada pemain muda.
  2. Konsistensi Formasi: Eksperimen taktik seharusnya dilakukan di laga persahabatan, bukan turnamen besar.
  3. Pengembangan Mental Pemain: Fokus pada pelatihan mental untuk menghadapi tekanan di turnamen internasional.
  4. Perencanaan Jangka Panjang: PSSI harus merancang program berkelanjutan untuk mengembangkan generasi baru sepak bola Indonesia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: