Tradisi Megengan di Pekalongan: Warisan Budaya Sarat Makna Menjelang Ramadhan

Tradisi Megengan di Pekalongan: Warisan Budaya Sarat Makna Menjelang Ramadhan

Tradisi Megengan di Pekalongan: Warisan Budaya Sarat Makna Menjelang Ramadhan-NAWA AZIMATUL FARADISA-Youtube

RADARPEKALONGAN.CO.ID - Pada artikel kali ini, kami akan membahas mengenai tradisi megengan di Pekalongan, warisan budaya sarat makna menjelan Ramadhan.

Ramadhan adalah bulan suci yang selalu dinantikan umat Islam, termasuk warga Pekalongan.

Sebagai bentuk persiapan spiritual dan sosial, tradisi Megengan menjadi bagian yang tak terpisahkan.

Megengan berasal dari bahasa Jawa "megeng" yang berarti menahan diri, yang mana hal tersebut melambangkan kesiapan untuk menjalani ibadah puasa dengan hati yang bersih.

Di Pekalongan, tradisi ini disambut dengan berbagai kegiatan yang tidak hanya bersifat religius, tetapi juga sosial dan budaya. Inilah beberapa kegiatan khas dalam tradisi Megengan di Pekalongan yang penuh makna.

BACA JUGA:Meskipun Ada Pengurangan Anggaran, Penanganan Kemiskinan di Banyumas Jalan Terus

BACA JUGA:Danrem 071 Wijayakusuma Resmikan Renovasi Gedung Koramil 02 Pekalongan Timur

1. Pembersihan Masjid dan Musholla

Menjelang Ramadhan, warga Pekalongan biasanya bersama-sama membersihkan masjid dan musholla sebagai bentuk penghormatan terhadap tempat ibadah.

Kegiatan tersebut mencerminkan semangat gotong royong serta kesadaran akan kebersihan dan kenyamanan beribadah.

2. Pengajian dan Doa Bersama

Pengajian dan doa bersama menjadi inti dari tradisi Megengan. Warga berkumpul untuk mendengarkan ceramah agama yang membahas keutamaan Ramadhan serta meningkatkan pemahaman spiritual.

Tidak hanya itu saja, biasanya doa bersama juga dilakukan untuk memohon kelancaran ibadah puasa dan keberkahan selama bulan suci.

BACA JUGA:Legasi Nana Sudjana 1,5 Tahun Memimpin Jawa Tengah

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: