Tertatih-tatihnya Progres Pembangunan Jalan Ahmad Yani Kauman Batang, DPUPR Ungkap Dua Pemicu Keterlambatan

Selasa 16-09-2025,16:33 WIB
Reporter : Dony Widyo
Editor : Dony Widyo

BATANG - Proyek penataan dan pembangunan Jalan Ahmad Yani, khususnya di kawasan iconic Kauman, Kabupaten Batang, menuai sorotan publik akibat ketidaksesuaian antara rencana kerja dan realisasi di lapangan.

Masyarakat setempat mulai menyuarakan kekhawatiran dan pertanyaan mendalam mengenai tingkat progres fisik yang telah dicapai, mengingat dampak proyek terhadap aksesibilitas dan aktivitas ekonomi sehari-hari.

Menanggapi hal tersebut, jajaran Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Kabupaten Batang melalui Kepala Bidang Prasarana Jalan dan Jembatan DPUPR Batang, Endro Suryono secara resmi menyampaikan permohonan maaf atas molornya waktu pengerjaan.

"Kami menyampaikan permintaan maaf sebesar-besarnya kepada masyarakat atas keterlambatan ini. Proyek dengan nilai investasi senilai Rp797.021.000 ini sejatinya ditargetkan tuntas dalam kurun 90 hari kalender," ujar Endro pada awak media di kantornya, Selasa 16 September 2025.

BACA JUGA:Warga Minta Bupati Batang Tertbkan Warung Remang-Remang di Sekitar SPBU Penundan

BACA JUGA:Tak Hanya Lomba Lari, Batang Run 2025 Jadi Ajang Pamer Potensi Wisata

Lebih lanjut, Endro mengungkapkan bahwa dinamika di lapangan memaksa terjadinya penyesuaian skedul. Proyek yang telah menjalani tujuh kali evaluasi ini disebutnya masih berpotensi mengalami pergeseran waktu penyelesaian dari target perpanjangan yang sebelumnya diharapkan pada 11 Oktober 2025.

"Wacana untuk menyelesaikan proyek pada 11 Oktober masih kami kejar, namun kami juga harus transparan bahwa sangat mungkin terjadi pergeseran jadwal lagi," tuturnya.

Meski diwarnai keterlambatan, Endro menegaskan komitmennya bahwa pelaksanaan pekerjaan tetap berjalan dengan berpedoman pada semua regulasi dan standar teknis yang berlaku. Saat ini, proyek disebut telah memasuki tahap penting, yaitu Social Cost Meeting (SCM) untuk yang ketiga kalinya.

Secara terperinci, Endro membeberkan dua faktor fundamental yang menjadi akar masalah lambatnya laju proyek. Faktor pertama adalah minimnya ketersediaan tenaga kerja terampil (skilled labor) yang memiliki kompetensi memadai di bidang konstruksi jalan.

"Yang kedua, dan ini cukup krusial, adalah adanya keterbatasan pada kemampuan finansial dari kontraktor pelaksana. Padahal, seperti kita tahu, proyek konstruksi memerlukan injeksi dana yang kuat dan aliran dana yang lancar agar berjalan sesuai ritme yang ditetapkan," paparnya lugas.

Kedua kendala tersebut, diakui Endro, sangat signifikan pengaruhnya dalam menghambat laju percepatan pekerjaan. DPUPR sendiri mengklaim terus melakukan pengawasan ketat dan pendampingan untuk memastikan proyek tidak sepenuhnya stagnan.

Selain pembangunan trotoar baru, fokus utama dari proyek penataan Jalan Ahmad Yani ini adalah modernisasi utilitas bawah tanah, khususnya dalam hal penataan kabel. Rencananya, seluruh jaringan kabel telekomunikasi dan lainnya, kecuali kabel listrik, akan dialihkan ke dalam tanah (underground) untuk menciptakan estetika dan keamanan yang lebih baik.

"Untuk mendukung itu, kami sudah menyiapkan jalur khusus berupa yudik (saluran utilitas) berukuran kecil yang dibangun memanjang di sepanjang badan jalan. Dengan demikian, wajah kawasan Kauman ke depannya diharapkan bisa lebih tertata, rapi, dan mencerminkan atmosfer modern," terang Endro.

Di akhir pernyataannya, DPUPR Batang berjanji untuk terus mengawal proyek ini hingga titik akhir. Pemerintah Daerah berharap agar seluruh proses pekerjaan dapat diselesaikan dalam waktu yang tidak terlalu lama lagi sehingga manfaat pembangunan dapat segera dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat.

Kategori :