Tanggul Sungai Kapidodo Limpas, Desa Depok dan Blacanan Banjir Rob

Kamis 06-11-2025,18:27 WIB
Reporter : Hadi Waluyo
Editor : Dony Widyo

KAJEN, RADARPEKALONGAN.CO.ID – Genangan rob kembali melanda wilayah pesisir Kecamatan Siwalan, Kabupaten Pekalongan. 

Di Desa Depok dan Blacanan, limpasan air laut dari Sungai Kapidodo menyebabkan puluhan rumah warga tergenang. 

Kepala Desa Depok, Hadi Suwitno, Rabu, 5 November 2025, mengatakan, untuk mengantisipasi banjir rob, warga desa setempat secara swadaya membangun tanggul darurat dari tanah setinggi 1 meter.

Namun, kata dia, setiap tahunnya, air rob kian tinggi. Sehingga, di saat banjir rob tinggi, tanggul swadaya itu limpas. 

Baca juga:Tanggul-Tanggul di Pesisir Pekalongan Kritis, Air Laut Limpas Tanggul Raksasa

Tidak hanya limpas, tanggul swadaya itu juga ada yang jebol, meskipun tidak terlalu besar, dan sudah ditangani oleh warga.

“Itu memang tanggul swadaya, buatan warga. Tahun kemarin sempat jebol, tapi sudah ditangani. Hanya saja, setiap tahun permukaan air laut makin naik, jadi saat rob tinggi air melimpas,” ujarnya.

Menurutnya, ketinggian tanggul sekitar satu meter dari jalan. Tanggul dibangun swadaya pada tahun 2023. Namun, air laut saat ini tetap melimpas ke permukiman warga.

"Tanggulnya masih dari tanah, karena masih menunggu pembangunan dari pemerintah. Tahun 2025 ini sebenarnya sudah ada rencana pembangunan jalan cor ke arah pantai, sekaligus untuk penahan luapan sungai. Namun jalan cor ini belum terbangun di tahun 2025 ini,” jelasnya.

Akibat limpasan tersebut, air masuk ke kawasan permukiman warga. “Imbasnya menambah genangan di kampung. Saat ini kan barengan dengan musim hujan, jadi airnya makin banyak. Beberapa rumah warga kemasukan air, meski belum dalam. Dengan adanya limpasan ini kan nambahi genangan air,” kata Kades Hadi.

Ketinggian air di rumah warga berkisar antara 5 centi hingga 10 sentimeter. Untuk jalan, kata dia, sebagaian sudah diurug, ada juga yang sudah dicor sehingga jalan masih aman dari genangan.  

“Bagi warga yang belum ada biaya untuk meninggikan lantai rumahnya, airnya ya masuk ke rumah. Yang paling parah di Dukuh Kedunginten, sekitar 30 rumah terdampak,” tambahnya.

Selain permukiman, lahan pertanian di Desa Depok juga sudah lama tidak produktif akibat rob yang terus menggenang. “Sejak tahun 2020, sawah-sawah di sini sudah tidak bisa ditanam lagi. Totalnya sekitar 150 hektar yang tidak bisa diolah,” ungkapnya.

Sebagian warga mencoba memanfaatkan lahan tergenang itu untuk kolam ikan dengan waring, namun sebagian besar dibiarkan begitu saja. Akibat kehilangan lahan pertanian, banyak warga beralih profesi.

“Ada yang jadi buruh, ada juga yang mencari ikan, bahkan ada yang menganggur,” katanya.

Kategori :