Antrean kendaraan itu diantaranya tampak di SPBU Karangsari, Karanganyar, pada Minggu siang, 7 Desember 2025. Antrean serupa terjadi pula di SPBU Doro, Minggu malam, 7 Desember 2025, dan di SPBU Wiradesa, Senin, 8 Desember 2025. Sebelumnya, antrean juga terjadi di SPBU Kedungwuni.
Tak sedikit para sopir ini mengantre hingga satu jam untuk membeli bio solar. Para sopir berharap, kelangkaan bio solar tersebut bisa segera teratasi, agar tak lagi ada antrean panjang kendaraan di SPBU.
Rudi (43), sopir doplak dari Desa Karangsari, Kecamatan Karanganyar, mengakui, kelangkaan bio solar hampir terjadi di seluruh SPBU di Kabupaten Pekalongan.
"Hampir semua SPBU angel kabeh. Katanya pengirimannya dijatah," kata dia.
Disebutkan, harga bio solar di SPBU masih utuh Rp6.700. Namun, untuk saat ini terjadi kelangkaan bio solar. "Harganya masih utuh, tapi barange angel. Cari solar susahnya sudah seperti di Sumatera di Pekalongan sekarang," keluh dia.
Disinggung rata-rata kebutuhan solar, ia mengaku tidak bisa memastikannya. Kebutuhan solar tergantung pemakaian doplaknya.
"Tergantung ramai-sepinya muatannya dan jarak tempuhnya," ucap dia.
Jika muatan lokal, kata dia, jika diisi solar penuh atau 35 liter, bisa habis dalam tiga hari.
"Tapi kalau dipakai ke luar kota ya tidak sampai. Sehari saja, kadang bisa ngisi dua kali," ungkapnya.
Ia berharap, pemerintah bisa mengatasi persoalan kelangkaan solar di Pekalongan. Agar antrean tak lagi panjang.
"Semoga masalah ini bisa segera teratasi dan solar kembali mudah diperoleh," harap dia.