KAJEN - Prestasi olahraga di Kabupaten Pekalongan masih mlempem. Padahal, di sektor yang lain seperti lingkungan, tata kelola pemerintahan, dan lainnya sarat prestasi.
Anggaran KONI pada tahun 2019 ini pun dirasionalisasi dari Rp 2,5 miliar menjadi Rp 1 miliar. Namun ke depan, jika olahraga mampu bangkit tak menutup kemungkinan anggaran di sektor olahraga akan meningkat, bahkan minimal Rp 5 miliar.
Demikian disampaikan Bupati Pekalongan Asip Kholbihi saat membuka Musyawarah Olahraga Kabupaten Luar Biasa (Musorkablub) KONI Kabupaten Pekalongan di Pendapa Rumdin Bupati, kemarin. Untuk itu, Bupati berpesan kepada Ketua KONI Kabupaten Pekalongan yang baru untuk bisa mengangkat prestasi olahraga di Kabupaten Pekalongan. Diakuinya, membangun olahraga tidak bisa instan, tapi kepengurusan yang baru ini minimal mampu membangun pondasi yang kuat di sektor olahraga.
Bupati tidak menyalahkan pengurus KONI dan cabor atas raihan prestasi olahraga yang belum membanggakan tersebut. Paling tidak ada tiga faktor olahraga belum berprestasi, yakni sarana prasarana tidak ada, pembinaan olahraga kurang serius, dan dana masih kurang.
"Dengan momentum Musyawarah Olahraga Kabupaten Luar Biasa ini ayo memulai membangun olahraga. Memang membangun olahraga tidak bisa instan, butuh waktu, namun paling tidak meletakkan pondasi yang kuat dulu," ujar Bupati.
Bupati mengajak KONI untuk membangkitkan dunia olahraga di Kabupaten Pekalongan. Salah satunya sepakbola. Pemerintah pun akan serius melakukan penataan di bidang olahraga, baik sarana prasarananya dan pembinaan olahraganya.
"Reorganisasi perlu dilakukan. Yang tidak serius diganti dengan yang serius-serius," ungkap dia.
Menurutnya, potensi olahraga di Kabupaten Pekalongan besar. Hal ini bisa dilihat ada turnamen-turnamen antar kampung (tarkam) yang justru berkembang dengan baik, padahal itu tanpa campur tangan anggaran dari pemerintah.
"Tahun 2020 ojo ngisi-ngisini. Kulo niki isin. Pernah ada turnamen dayung tingkat provinsi atlet dayung kita pakai perahu dari kayu, sehingga ditolak oleh panitia karena syaratnya harus perahu carbon," ungkapnya.
Ia menekankan agar KONI bisa bekerja dengan serius. Apalagi, anggaran KONI dari APBD, sehingga harus bisa dipertanggungjawabkan baik secara administrasi dan outcomenya. "Outcomenya ini ya meraih prestasi sehingga masyarakat bisa bahagia. Dalam waktu dekat ini ada Dulongmas di Kota Pekalongan. Ojo sampai ngisin-ngisini," katanya.
Plt KONI Kabupaten Pekalongan Sofian Waluyo mengatakan, Musorkablub digelar karena Ketum HM Mochtar mengundurkan diri karena terpilih menjadi anggota DPRD.
Ketum KONI Jateng Brigjen Subroto mengatakan, berdasarkan hasil penjaringan dan penyaringan oleh tim hanya ada dua calon ketum KONI Kabupaten Pekalongan. Untuk itu, ia berpesan jika hanya ada dua calon ketum, maka penentuan ketum baru disarankan dengan musyawarah saja.
"Judulnya musyawarah ndak perlu ada voting. Satu jadi ketua, satunya jadi ketua harian. Ini biar ndak ada perpecahan," pesannya.
Ditandaskan, KONI hanya melaksanakan olahraga prestasi. Pengurus KONI harus bisa mengupayakan kesejahteraan atlet. "Ojo mensejahterakan pengurus. Kesejahteraan di sini bukan hanya aspek finansial saja, tapi seperti perjuangkan atlet dapat beasiswa, jaminan hari tua, dan mempermudah untuk bekerja," katanya.
Setelah dilakukan pemilihan secara voting, Eko Ahmadi akhirnya terpilih menjadi Ketua Umum KONI Kabupaten Pekalongan. Eko Ahmadi yang juga Ketua Lesbumi PCNU Kabupaten Pekalongan ini meraih 15 suara, sedangkan calon lainnya Tri Budi Hartono mampu memperoleh 10 suara.