KOTA - Sejumlah warga di Kelurahan Tirto, Kecamatan Pekalongan Barat, Kota Pekalongan menolak dievakuasi oleh petugas kepolisian, TNI, PMI, maupun relawan, meski masih dalam kondisi sakit dan rumahnya terendam banjir, Senin (24/2/2020) siang.
Petugas dan para tetangga pun harus berulangkali membujuk warga tersebut agar bersedia dievakuasi, untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.
Dari hasil bujuk rayu itu, hanya beberapa yang akhirnya bersedia dievakuasi ke posko pengungsian yang disediakan, antara lain di Masjid Al Karomah, Tirto, Pekalongan Barat. Sebagiannya lagi memilih tetap bertahan di rumahnya yang terendam banjir.
Salah satu warga yang akhirnya mau dievakuasi diantaranya Sumarjo (48), RT 06 RW 01 Kelurahan Tirto. Warga tersebut diketahui menderita stroke. Dia dibawa menggunakan mobil ambulans ke posko pengungsian di Masjid Al Karomah.
Ada lagi seorang nenek bersama cucu dan anggota keluarganya yang lain yang tadinya bersikukuh bertahan di mushola depan rumahnya meski tempat teesebut terendam banjir, akhirnya bersedia dievakuasi oleh anggota Sabhara Polres Pekalongan Kota dan Brimob Pekalongan ke posko pengungsian di Masjid Al Karomah, Senin (24/2/2020) siang.
Salah satu anggota Sat Sabhara Polres Pekalongan Kota yang membantu proses evakuasi, Bripka Girindra, menuturkan evakuasi dilakukan untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.
"Terutama warga yang sakit dan lansia. Khawatirnya kalau hujan deras datang lagi dan genangan banjir bertambah tinggi. Kasihan kalau masih tetap bertahan di rumahnya yang kebanjiran. Kalau di tempat pengungsian akan lebih aman, ada pula petugas yang siaga dan mengawasi kalau ada apa-apa," ungkapnya.
Hingga Senin pukul 13.00, proses evakuasi masih terus dilakukan. Petugas gabungan masih terus mengecek satu persatu wilayah terdampak banjir, untuk memastikan kondisi warga aman. (way)