KOTA - Walaupun sudah ada larangan dari pihak berwenang dan sudah ada kegiatan Java Traditional Balloon Festival 2019, namun masih banyak warga Kota Pekalongan maupun daerah tetangga (Kabupaten Pekalongan dan Kabupaten Batang) yang menerbangkan balon udara secara liar buatan mereka untuk memeriahkan tradisi syawalan (sepekan setelah hari raya Idulfitri), Rabu (12/6).
Hal itu dapat terlihat sejak pukul 05.30 WIB hingga kisaran pukul 09.00 WIB, langit di atas Kota Pekalongan banyak bertebaran balon-balon udara. Jumlahnya diperkirakan mencapai ratusan buah. Sebagian besar balon-balon tersebut terbuat dari plastik. Namun sebagiannya lagi terbuat dari kertas warna warni.
Bukan hanya dilepaskan, balon-balon udara itu juga dipasangi rangkaian petasan. Suara letusan petasan silih berganti terdengar, seiring dengan bertebarannya balon-balon udara tersebut.
Pantauan Radar Pekalongan, di sejumlah lokasi terbuka di sejumlah permukiman kota batik, warga terlihat berkumpul melihat proses pelepasan 'balon syawalan' tersebut. Sebagaimana yang terlihat di daerah Banyurip dan Buaran, Kecamatan Pekalongan Selatan. Silih berganti mereka terpantau melepaskan balon-balon udara.
Sementara, beberapa warga lainnya dengan sabar menunggu proses pelepasan balon tersebut, sampai balon itu mengangkasa. Beberapa kali, warga harus berlarian menjauh dan mencari tempat aman saat rentengan petasan-petasan yang terpasang pada balon-balon tersebut mulai meletus. Tepuk tangan riuh terdengar, manakala suara letusan petasan besar yang terpasang di balon tersebut menggelegar.
Warga sebenarnya sudah mengetahui adanya bahaya melepaskan balon udara secara liar bagi penerbangan. Hanya saja mereka tetap melakukan tradisi tersebut. "Syawalan kalau tidak ada balon udara ya kurang meriah, sudah menjadi tradisi sejak lama. Ini sekaligus hiburan buat masyarakat," ungkap Ari, salah seorang warga Banyurip, kemarin.
Ia pun memastikan kalau balon udara yang mereka lepaskan itu tidak akan mengganggu lalu lintas penerbangan. "Balonnya tidak bakal terbang sampai tinggi karena kita kasih petasan, kita buat supaya ketika petasan yang terakhir meletus, balonnya juga ikutan pecah," ujarnya. (way)