Punya Rekam Jejak Manis, PKS Pede Songsong Pilwalkot

Senin 17-02-2020,16:15 WIB

*Masih Godok Masukan Masyarakat

SARUNG BATIK - Pemandangan berbeda terlihat dalam kegiatan Rakerda DPD PKS, Minggu (16/2/2020). Seluruh jajaran pengurus dan kader PKS yang hadir dalam Rakerda, berbusana bawahan sarung batik.

KOTA - DPD PKS Kota Pekalongan menyatakan percaya diri dalam menyongsong Pilwalkot tahun 2020. Hal itu didasarkan pada memiliki rekam jejak manis PKS dalam dukung-mendukung calon wali kota dan wakil wali kota saat Pilwalkot di tiga edisi sebelumnya. Mulai dari tahun 2005 di mana PKS mendukung pasangan Basyir-Mafachir, tahun 2010 PKS mendukung Basyir-Alex dan edisi terakhir tahun 2015 PKS mendukung Alex-Sae. Dalam tiga edisi itu, PKS turut bergabung dalam gerbong calon yang menang.

Berdasarkan pengalaman itu, PKS yakin bahwa dalam Pilwalkot 2020 juga akan turut memenangkan calon yang dianggap mumpuni dan sesuai dengan harapan masyarakat. "Prosesnya kami akan mendengar masyakan masyarakat, organisasi, dan kader. Insyaallah dengan 'track record' demikian kami juga akan pilih calon yang sesuai dengan harapan masyarakat," ungkap Ketua DPD PKS Kota Pekalongan, Aji Suryo yang ditemui di sela-sela kegiatan Rakerda DPD PKS, Minggu (16/2/2020), di Hotel Dafam.

Aji menyatakan, proses-proses untuk menentukan langkah PKS dalam Pilwalkot juga terus dilakukan. PKS dikatakan Aji sudah menjajaki berbagai kemungkinan yang ada. Tapi dia menegaskan, PKS akan menjadikan masukan-masukan dari masyarakat sebagai acuan utama arah langkah partai dalam Pilwalkot.

"Kami sudah komunikasi hampir dengan seluruh partai, baru sebatas komunikasi partai ke partai. Tapi untuk ke bawah, kami sudah menjalin komunikasi dan meminta masukan dari masyarakat, tokoh masyarakat, organisasi masyarakt, organisasi profesi, organisasi pemuda dan elemen masyarakat lainnya. Kami masih menggodok baiknya seperti apa," tambahnya.

Dia melanjutkan, PKS menyadari bahwa suaranya belum mencukupi untuk mengusung calon sendiri. Sehingga langkah yang akan diambil sudah pasti bergabung dengan partai lain. "Tapi kami kembalikan ke masyarakat akan seperti apa keinginannya. Sekiranya cuma ada dua yang berasal dari partai-partai yang sudah punya tiket, kami akan maksimalkan. Tapi kalau suara masyarakat menginginkan ada alternatif, tentu kami akan upayakan itu. Semua lini kami jajaki," jelasnya.

Namun ada satu harapan besar dari PKS dalam penyelenggaraan Pilwalkot tahun 2020. Pihaknya ingin agar Pilwalkot kali ini harus lebih cerdas dan 'lowcost'. Lebih cerdas dalam arti yang bertarung ada gagasan dari calon, bukan hal lain termasuk karena 'money politic'. Menurut Aji, jika Pilwalkot berjalan dengan biaya besar dari calon maka akan ada beban bagi pemenang.

"Untuk mendorong itu, kami sudah ke KPU dan Bawaslu. Kami sudah menyampaikan agar siapapun calonnya nanti tolong siapkan pakta integritas yang berisi komitmen bahwa tidak akan ada 'money politic' dan itu disampaikan ke publik. Bab itu nanti pelaksanaannya di lapangan akan seperti apa, semua bisa saling menjaga. Kalau Kota Pekalongan bisa memelopori itu dari 21 kabupaten/kota lain di Jawa tengah maka akan sangat luar biasa," katanya.

Sementara itu, Wakil Ketua DPW PKS Jawa Tengah, Ikhsan Mustofa yang hadir membuka kegiatan mengatakan bahwa terkait Pilkada DPW PKS akan mengutamakan usulan dari daerah. Sebab menurutnya yang mengetahui iklim politik dan potensi calon di daerah adalah pimpinan daerah masing-masing.

"Kearifan lokal akan diutamakan terlebih dahulu. Nanti ada tim di daerah yang akan memberikan presentasi tentang hasil pemetaannya terkait persiapan menghadapi Pilkada. Dari situ baru kami akan berikan arahan," katanya.

Namun dikatakan Ikhsan, selama ini DPW PKS lebih cenderung mengikuti perkembangan di bawah dan tidak memaksakan calon usulan dari atas. Kalaupun ada, maka akan melalui komunikasi yang sebaik-baiknya. "Tapi kalau di Kota Pekalongan kecenderungannya tidak seperti itu. Kami lebih cenderung mengikuti perkembangan di bawah," tandasnya.

Ada yang berbeda dalam kegiatan Rakerda kali ini. Seluruh kader dan pengurus yang hadir, menggunakan busana bawahan sarung batik. Namun menurut Aji Suryo, sarung batik bukan hal baru bagi masyarakat Kota Pekalongan termasuk bagi kader dan pengurus PKS. Sarung batik merupakan busana yang sudah lazim digunakan setiap hari sehingga penggunaannya dalam kegiatan Rakerda PKS pun merupakan hal lumrah sekaligus dalam rangka mendukung produk unggulan Kota Pekalongan.(nul)

Tags :
Kategori :

Terkait