Retakan Tanah Meluas, Warga Sepakat Ganti Tanaman Keras

Kamis 27-02-2020,15:25 WIB

TINJAU - Camat Tulis, Wawan Nurdiansyah, didampingi Kapolsek Tulis dan Danramil Tulis meninjau lokasi amblasnya tanah.

BATANG - Pasca meluasnya rekahan tanah dan dalamnya amblesan tanah di Desa Jolosekti, Kecamatan Tulis, Kabupaten Batang, masyarakat sepakat untuk mengganti jenis tanaman padi menjadi tanaman keras.

Hal itu dibenarkan Camat Tulis, Wawan Nurdiansyah, Rabu (26/02/2020). "Warga sepakat untuk areal lahan sawah yang sudah ditanami padi, setelah panen nanti lahan sawah akan dikeringkan dan dilanjutkan dengan ditanami tanaman keras," katanya.

Langkah tersebut, kata dia, sesuai dengan saran dari tim teknis ESDM Pemprov Jateng saat meninjau kondisi tanah di wilayah Desa Jolosekti. Di mana pemilik lahan sawah yang terdampak patahan atau tanah amblas agar mengalihkan fungsi lahan yang semula ditanami padi ke tanaman keras.

"Nanti lahan di Dukuh Tropong dan Dukuh Kebun Agung, Desa Jolosekti seluas -+ 26 Ha akan dikeringkan dan ditanami tanaman keras untuk antisipasi tanah amblas dan longsor," ungkap Camat.

Adapun langkah yang diambil oleh pihaknya, pasca meluasnya rekahan tanah yakni dengan mendatangkan ekskavator untuk proses pemerataan jalan penghubung yang mengalami amblas.

"Sebelumnya kami telah melakukan pengurugan dengan menggunakan bescoss, namun ternyata masih tetap amblas. Sehingga kini kita datangkan ekskavator untuk meratakan jalan penghubung antar Desa Jolosekti dan Manggis yang mengalami amblas," terangnya.

Wawan menyebutkan, kerugian yang ditimbulkan akibat peristiwa tersebut mencapai Rp 150 juta. "Menurut perhitungan dari DPU PR Batang, kerugian ditaksir mencapai Rp 150 juta, baik lahan sawah maupun jalan penghubung," bebernya.

Seperti diketahui sebelumnya, bencana rekahan tanah yang menyebabkan sejumlah titik jalan penghubung antar Desa Jolosekti dan Manggis, Kecamatan Tulis tersebut terus meluas.

Jika pada Kamis (20/02/2020) sebelumnya amblasnya tanah diketahui sedalam 50 sentimeter. Saat ini, akibat hujan yang mengguyur wilayah setempat sejak Minggu (23/02/2020) malam hingga Senin (24/02/2020) siang mengakibatkan kedalaman tanah amblas bertambah 30 sentimeter.

Dikatakan Wawan, tanah amblas kini semakin dalam hingga mencapai sekitar 80 sentimeter. Sehingga kondisinya mengganggu jalur transportasi perekonomian warga.

"Susulan tanah amblas yang menghubungkan dua desa itu bertambah mencapai sekitar 80 sentimeter. Kendati demikian, akses jalan penghubung Desa Jolosekti dengan Desa Manggis masih bisa dilalui sepeda motor meski harus hati-hati," jelasnya.

Bupati Batang Wihaji mengatakan, bahwa pemkab secepatnya akan melakukan perbaikan jalan itu dengan cara menambal patahan tanah sambil menunggu hasil dari analisa dan kajian tim ESDM Pemprov Jateng.

"Saya sudah perintahkan jajaran muspika dan masyarakat melakukan kerja bakti agar jalan itu bisa dilalui sepeda motor. Kendati demikian, kami minta masyarakat juga berhati-hati saat melintas di jalan itu," tukasnya.

Kepala Cabang Dinas ESDM Wilayah Serayu Utara Provinsi Jawa Tengah, Primasto mengatakan bahwa saat ini pihaknya tengah fokus untuk menangani dan membenahi sesar minor.

"Sementara kita tinggalkan dulu untuk pencarian titik sesar mayor. Kita saat ini fokus untuk membenahi sesar minor dulu. Karena kondisinya semakin mengkhawatirkan," ujar Primasto saat dihubungi via telfon, Rabu.

Tags :
Kategori :

Terkait