KOTA - Nama mantan Kapolri, Jenderal Polisi Hoegeng Iman Santoso, selangkah lagi akan tercatat sebagai pahlawan nasional. Upaya yang dilakukan Pemkot bersama sejumlah elemen masyarakat untuk mengusulkan nama tokoh asli Pekalongan tersebut, sudah hampir mencapai tahap final. Kini tim tinggal melakukan kunjungan ke pihak keluarga dan ahli waris untuk melengkapi sejumlah data.
"Kalau untuk progresnya bisa dikatakan saat ini sudah mencapai 85%. Tim dalam waktu dekat akan melakukan kunjungan ke ahli waris dan keluarga untuk melengkapi data seperti meminta data gelar-gelar yang sudah dipunya, foto asli yang ditandatangani keluarga dan data lainnya," ungkap Kabid Pemberdayaan Sosial pada Dinsos P2KB Kota Pekalongan, Darsilah, Senin (18/11).
Mengenai proses lainnya, dikatakan Darsilah sudah tinggal melakukan beberapa perbaikan. Selanjutnya, seluruh syarat administrasi dan data lainnya terkait Jenderal Hoegeng akan digandakan sebanyak 17 buah sebagai syarat pengajuan. "Untuk kunjungan ke ahli waris dan keluarga akan dilakukan pekan pertama Desember mendatang," jelasnya.
Setelah kunjungan ke pihak keluarga dan ahli waris, lanjutnya, tim akan mengajuan usulan tersebut ke Pemerintah Provinsi. Proses selanjutnya yakni pengusulan ke pusat akan dilakukan oleh Provinsi dengan dikawal tim dari Kota Pekalongan. "Sosialisasi dari Pemerintah Pusat ke Provinsi sudah dilakukan dan Hoegeng sudah dicatat salah satunya," kata Darsilah.
Pengajuan seluruh persyaratan tersebut, dibatasi paling akhir pada Februari tahun 2020 mendatang. Namun dikatakan Darsilah, tim dari Kota Pekalongan berkomitmen untuk menyelesaikan pengajuan syarat tersebut pada bulan Desember.
"Setelah kunjungan, kami akan menyelesaikan syarat seluruhnya. Karena terakhir pengajuan adalah Februari tapi kami usahakan Desember semua sudah masuk. Target kami tahun 2020 mendatang nama Jenderal Hoegeng sudah tercatat sebagai pahlawan nasional. Kami mohon doa dan dukungan dari masyarakat," katanya.
Pengajuan Hoegeng sebagai pahlawan nasional, sudah dimulai sejak tahun 2016 yang diinisiasi oleh organisasi Mapera (Majelis Perwalian Rakyat). Namun proses sempat terhenti hingga kemudian akhir Desember 2017 digelar seminar nasional sebagai salah satu syarat pengajuan. Setelah itu, proses kembali terhenti dan dilanjutkan tahun 2019 dengan pembuatan buku dan proses lanjutan lainnya.
Sebelumnya, sejumlah syarat yang cukup besar sudah dipenuhi oleh tim. Mulai dari menggelar seminar nasional hingga mengabadikan nama Hoegeng sebagai nama gedung, jalan maupun bangunan lain. Hingga kemudian disepakati mengabadikan nama Hoegeng sebagai nama stadion menggantikan nama Stadion Kota Batik.
Jenderal Polisi (Purn.) Drs. Hoegeng Iman Santoso, merupakan tokoh Kepolisian yang lahir di Pekalongan, 14 Oktober 1921. Hoegeng yang pernah menjabat sebagai Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia ke-5, bertugas dari tahun 1968 - 1971. Selain dikenal sebagai mantan Kapolri, Hoegeng lebih dikenal dengan cerita kejujurannya.(nul)