LINGGOASRI - Acara Festival Gunungan Syawalan kemarin sangat meriah sekali karena dihadiri oleh ribuang pengunjung, tetapi tidak diimbangi dengan pengaturan pengunjung dalam acara tersebut dan parkir mobil sembarangan di bahu jalan yang mengakibatkan macet.
Ketua Komisi D, Kholis Jazuli menyampaikan bahwa perayaan syawalan di kabupaten pekalongan khususnya di linggo asri sudah bagus. Tradisi yang harus dijaga untuk melestarikan dan mengembangkan kebudayaan di kabupaten pekalongan.
Terkait dengan kurangnya dalam hal ketertiban pengunjung dan parkir sembarangan saya harap kedepan ada solusinya. "Kemarin saya melihat bahwa sebenarnya untuk pengamanan acara sudah bagus, tetapi ada kelengahan sedikit di pintu pengamanan yang mengakibatkan para pengunjung langsung masuk ke arena acara sebelum Bupati Pekalongan menyelesaikan sambutan acara," terang Kholis.
Untuk Infrastruktur baik menuju arah linggo dan lokasi di tempat wisata kurang memadai, akses jalan kurang lebar dan penyediaan tempat parkir juga kurang luas.
"Pihak Dinas Pekerja Umum (DPU) dan Dinas Perhubungan (Dinhub) harus mencari jalan keluar terkait parkir mobil sembarangan yang bisa mengakibatkan macet. Karena itu merupakan daerah pegunungan yang merupakan wilayah perhutani maka harus berkomunikasi dan bekerjasam dengan mereka, kalau perlu minta izin juga ke pusat," ucap Ketua Komisi D.
Harapan dan solusi dari saya sebagai Ketua Komisi D selaku mitra dari Dinas Pariwasata, Olahraga dan Pemuda. Kejadian yang kurang mengenakan jangan sampai terungan kembali ditahun berikutnya, karena ini merupakan event tahunan jadi harus ada peningkatan yang lebih baik.
"Tadi saya lihat untuk pengamanan sudah bagus, sudah dipasang pagar besi untuk pembatas, para pengunjung yang menerobos masuk harus di amankan dengan cara baik-baik demi kelangsungan acara karena sebenarnya saya lihat ini juga merupakan pesta masyarakat di waktu syawalan, sehingga wajar mereka sangat bersemangat dan antusias sekali," tandasnya.
Arena yang digunakan saya harap juga diperluas lagi jika memungkinkan dan pembagian gunungan hasil bumi dibagikan saja satu-persatu atau para pengunjung bisa masuk per gelombang yang di isi sekitar 50 orang. (rir)