Potensi Besar Yang Perlu Ditumbuhkan Lagi
Secara sosiologis, basik masyarakat Kabupaten Pekalongan adalah pedagang atau pelaku UMKM. Hal ini bisa dilihat pada zaman dulu jika ada anak tidak manutan dengan orang tua, maka diancam akan dinikahkan dengan PNS.
Demikian diungkapkan Bupati Pekalongan Asip Kholbihi saat membuka Seminar Galang UKM Brilian Bersama MarkPlus dan ICSB dan Pengukuhan Anggota di Aula Lantai 1 Setda, Kamis (10/10).
"Secara sosiologis, masyarakat Kabupaten Pekalongan adalah pedagang atau pelaku UMKM. Dulu jumlah PNS kecil sekali karena yang berminat sedikit. Dulu ndak mau dikawinkan dengan PNS. Ini menandakan basiknya masyarakat Pekalongan adalah pedagang," ujar Bupati.
Bupati sendiri mengaku jika basiknya adalah seorang pedagang. Bahkan, selama menjadi Bupati pun tetap berdagang batik. "Gaji Bupati seperti yang sudah diviralkan Rp 5 juta. Saya jual batik dua potong batinya sama dengan gaji Bupati," katanya.
Asip juga menceritakan usaha kopi yang dikelola oleh anaknya yang masih duduk di bangku SMA. Menurutnya, dari usaha itu penghasilan bersih anaknya Rp 10 Juta perbulan, dan saat ini sudah memiliki enam orang pekerja. "Ini anak SMA bisa menggaji karyawan 6 orang, penghasilan Rp 10 Juta. Ini setara dengan penghasilan pejabat Eselon 3, padahal masih kecil. Semoga ini bisa menginspirasi bagi teman-teman yang lain," katanya.
Menurutnya, masyarakat Kabupaten Pekalongan habitatnya UMKM. Sehingga bisa menjadi potensi pengembangan UMKM. Apalagi, lanjut Bupati, potensi Kabupaten Pekalongan sangat besar, di antaranya tanahnya subur, sumber air baku besar, dan sebentar lagi akan ada unit pengolahan limbah B3 bekerja sama dengan Jerman.
Bupati menyampaikan, pelaku UMKM di Kabupaten Pekalongan saat ini ada 43 ribu.
"Ini data lama yang pelakunya mungkin sudah ada yang meninggal. Saya berharap ada reorganisasi dulu. Sebab ngurus UMKM, tidak bisa sepenuhnya diurus pemerintah. Pemerintah dua fungsi, yakni fasilitasi dan regulasi," ujar dia.
Dikatakan, organisasi itu bisa melakukan pendampingan dan supporting, baik pelatihan dan pemodalan.
Pemkab Pekalongan sendiri, kata dia, konsen mengembangkan UMKM dari berbagai basis, seperti basis pariwisata, pendidikan, dan lainnya. "Pertumbuhan ekonomi kita 5,76, di atas pertumbuhan ekonomi nasional dan regional Jateng yang di angka 5,72. Kita dilantik Juni 2016 dilantik tapi diam-diam punya delapan perguruan tingg. Dalam waktu 3,5 tahun telah memfasilitasi berdirinya delapan perguruan tinggi," katanya.
Menurutnya, berdirinya delapan perguruan tinggi itu menjadi salah satu daya ungkit pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Pekalongan.
Kabupaten Pekalongan, imbuh dia, potensinya melimpah seperti potensi beras, jagung, kopi, teh, berbagai jenis sayuran, ikan, dan lainnya.
Beberapa sektor yang dulu zero income juga dikembangkan. Salah satunya di sektor pariwisata. Ia menyebutkan, obyek wisata Welo River di Kecamatan Petungkriyono yang dulu zero income saat ini penghasilannya Rp 100 juta lebih perbulannya.
"Pasar jajan rindu semilir Rp 40 juta selama tiga jam jika ramai, dan sepi Rp 18 juta.