Budidaya Udang Vaname, Warga Bandengan Mampu Raup Keuntungan Ratusan Juta

Jumat 28-02-2020,11:15 WIB

*Pernah Alami Jatuh Bangun Budidaya

SUKSES - Agus Muktianto warga Kelurahan Bandengan, sukses budiyakan udang vaname dan mampu meraup keuntungan hingga ratusan juta.

KENDAL - Budidaya udang vaname ternyata mampu memberikan keuntungan yang luar biasa.Dengan menggunakan kincir air berkepadatan rendah hasil panenan bisa dua kali lipatnya. Hal itu berbanding terbalik pada saat masih menggunakan peralatan tradisional. Dengan peralatan yang semi intensif itu setiap kali panen setidaknya akan mendapatkan sebanyak 2 ton udang vaname.

"Setiap 6 bulan panen udang vaname. Keuntungan yang bisa didapat capai ratusan juta," salah seorang pembudidaya uidang vaname di area tambaknya, Agus Muktianto warga Kelurahan Bandengan, Kecamatan Kendal Kota, kemarin.

Agus mengaku terjun di dunia budidaya udang sudah dijalaninya puluhan tahun, namun pada awal tahun 2009 mulai beralih ke budidaya udang vaname, dan hasilnya dapat dirasakannya meski banyak kendala terkait peralatan yang digunakan masih tergolong tradisional, yaitu hanya menggunakan pompa air saja. Saat itu, dengan bibit sebanyak 500 ribu dan luas tanah tambak 1 hektar hanya mampu memanen 500 kwintal udang vaname.

"Kemudian saya pakai gunakan alat semi-intensif, kincir air dengan kepadatan rendah. Hasilnya lebih memuaskan bisa 2 kali lipatnya dari hasil yang pertama. Kini dengan luasan tambak 2 hektar, bisa panen 2 ton udang vaname," ungkapnya.

Lebih lanjut, Agus bercerita sebagai masyarakat yang tinggal di pesisir laut, ia memiliki lahan tanah seluas 4 hektar yang hanya bisa dimanfaatkan untuk tambak. Karena lahan tersebut sudah diresapi air laut sehingga lahan tidak bisa ditanami padi dan tanaman sejenis lainnya. Tak putus asa dirinya terus berusaha untuk tetap bisa menggarap lahan sebagai sumber mata pencaharian.

"Kemudian lahan miliknya dibagi menjadi dua, masing-masing bagian memiliki luas 2 hektar, satu bagian dengan budidaya ikan bandeng, ikan rucah dan jenis ikan lainnya, dan satu bagian lagi untuk budidaya udang vaname sebagai sumber utama pendapatan," terangnya.

Agus menyatakan, sebagai pembudidaya udang pernah mengalami jatuh bangun. Hal itu terjadi saat budidaya udang windu mengalami gagal panen, namun hal itu tidak membuatnya putus asa. Hal itu tambah membuatnya semangat dan bangkit kembali. Tekatnya untuk menjadi pembudidaya udang vaname yang sukses kemudian membjuatnya bergabung bersama pembudidaya lain untuk bertukar pengalaman. Tak hanya itu dirinya juga tak sungkan belajar dari Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kendal.

"Berkat itu semua, kini, saya sudah gunakan cara semi intensif untuk bididaya. Dengan semi intensif budidaya lebih aman dari pada menggunakan alat tradisional. Dengan kepadatan yang rendah udang bisa tumbuh lebih besar dan lebih cepat," tandasnya.

Agus menjelaskan, jangka waktu panen udang vaname mulai penebaran hingga produksi sekitar 6 bulan, dan hasil panen sudah langsung dibeli oleh suplier. Setiap 6 bulan sekali melakukan panen budidaya udang vaname. Dengan menebar bibit satu juta ekor dilahan tambak seluas 2 hektar hasilnya dapat mencapai 2 ton.

"Alhamdulillah, hasil panen langsung diambil oleh suplier dan dibawa ke Jakarta," timpalnya.

Agus menambahkan, dengan bermodal awal sekitar Rp 50 juta yang dibelikan bibit udang vaname dengan harga satuan Rp 48 rupiah/bibit, kini kini dirinya setiap 6 bulan sekali mampu mendapatkan keuntungan yang luar biasa, yaitu mencapai ratusan juta rupiah.

"Dari total yang dihasilkan seluruhnya sekitar Rp 600 juta. Selain bisa untuk menghidupi keluarga, saya juga bisa memberdayakan puluhan masyarakat di lingkungan sekitar untuk membantu penebaran benih hingga memproduksi saat panen udang vaname," pungkasnya. (lid)

Tags :
Kategori :

Terkait