Nikmatnya Nasi Liwet Beras Merah Hitam Langka di Petungkriyono

Rabu 15-05-2019,12:31 WIB

NASI MERAH - Menu nasi merah masih kerap dijumpai di Kecamatan Petungkriyono. Foto: Hadi Waluyo.

Petungkriyono kaya akan potensi flora dan fauna. Bukan hanya itu, Petung juga masih menjaga kuliner langka. Apa itu? Hadi Waluyo, Petung

Kecamatan Petungkriyono kaya akan potensi flora, fauna, dan budayanya. Salah satu kuliner langka yang bisa ditemukan di kecamatan tertinggi di Kota Santri ini adalah menu nasi liwet beras merah dan hitam.

Menu ini mungkin jarang ditemui di sekitar perkotaan, bahkan kita mungkin belum pernah menikmati nasi beras hitam dan merah. Selain semakin langka ditemukan, harga kedua beras ini juga lebih relatif mahal dibandingkan beras putih. Bagi yang belum terbiasa, rasa beras merah mungkin tidak lebih enak dibandingkan beras putih. Namun, berdasarkan penelitian, kandungan nutrisi beras merah dan hitam jauh lebih baik dibandingkan beras putih yang biasa kita konsumsi. Oleh karena itu, bagi penderita penyakit tertentu, seperti diabetes, beras merah dan hitam banyak diburu.

"Kandungan nutrisi beras merah dan hitam lebih baik, dibandingkan beras putih. Mungkin bagi sebagian orang yang belum merasakan, rasanya terasa agak aneh," ungkap Prapto (42), warga Desa Kayupuring, Selasa (14/5).

Beras merah dan hitam, tetap berasa nikmat jika dihidangkan saat hangat. Dengan lauk lalapan daun singkong atau pepaya, ikan, dan tidak ketinggalan lalapan petai dan sambalnya, makan menu beras merah akan terasa maknyus. "Sebagai potensi lokal yang mungkin tidak bisa tumbuh di daerah lain, sebagian warga di sini masih mempertahankan menanam beras merah dan hitam, meskipun waktu panennya lebih lama dan sawahnya harus tergenang air," katanya.

Selain beras merah dan hitam yang kian langka, Petungkriyono menyimpan potensi lokal yang tidak kalah nikmatnya. Yakni, gula aren dan kopi hutan. Aktivitas petani mencari getah aren dan menjadikannya gula merah juga bisa menjadi pengalaman tersendiri yang tidak ditemukan di daerah perkotaan.

Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Pekalongan sendiri sudah mendaftarkan padi hitam di Petungkriyono untuk mendapatkan sertifikasi organik. Usulan itu sudah disampaikan ke provinsi dan pusat. "Kita sudah daftarkan padi hitam di Petungkriyono untuk mendapatkan sertifikasi padi organik. Apakah nanti memenuhi syarat atau tidak kita belum tahu," terang Kepala DKPP Kabupaten Pekalongan, Siswanto.

Dikatakan, tidak semua petani di Kecamatan Petungkriyono membudidayakan padi hitam. Pasalnya, padi jenis ini hanya cocok di daerah tertentu. Menurutnya, petani khusus yang mengembangkan padi hitam berada di Desa Tlogopakis. "Ada sekitar 10 hektare sawah di sana dikembangkan padi hitam," katanya.

Siswanto mengatakan, padi hitam memiliki nilai ekonomis yang tinggi dibandingkan padi jenis biasa. Harga padi hitam, lanjut dia, bisa empat kali lipat dari harga beras putih yang biasa dikonsumsi masyarakat. "Sekarang banyak masyarakat yang menyukai beras hitam. Konsumsi beras ini lebih sehat karena low sugar. Biasanya juga digunakan untuk diet," ujar dia. (*)

Tags :
Kategori :

Terkait