Dinding Perut Tak Terbentuk, Bayi Pasangan Buruh Tani Asal Kaliombo Butuh Bantuan Para Dermawan

Kamis 25-04-2019,14:00 WIB

BUTUH BANTUAN - Kondisi bayi malang, MMU (1 bulan), memprihatinkan karena dinding perutnya tak terbentuk. Orang tua bayi ini berasal dari keluarga tak mampu, sehingga butuh uluran tangan para dermawan untuk biaya pengobatan dan perawatannya. Foto: ist.

Bayi malang ini sekarang mendapat perawatan di salah satu rumah sakit milik pemerintah di Kabupaten Pekalongan. Dengan kondisinya yang memprihatinkan, MMU harus dirujuk ke RS Kariadi Semarang. Namun, orang tuanya hanya bekerja sebagai buruh tani sehingga sangat membutuhkan uluran bantuan para dermawan untuk biaya pengobatan dan perawatan putra pertamanya tersebut. Apalagi, biaya yang dibutuhkan diperkirakan hingga ratusan juta rupiah.

Kepala Desa Kaliombo, Slamet, pada Radar Pekalongan, Kamis (25/4), membenarkan kondisi bayi malang tersebut. Menurutnya, orang tua bayi malang ini berasal dari keluarga tidak mampu karena bekerja sebagai buruh tani. "Ini anak pertama mereka. Kondisinya memang memprihatinkan," tutur dia.

Dikatakan, pemerintah desa sudah mengusahakan agar keluarga ini mendapat program Jamkesda. Meski sekarang sudah terakomodir program Jamkesda, namun ternyata program ini belum bisa mengcover seluruh biaya pengobatan yang dibutuhkan oleh MMA.

"Kita upayakan juga dengan BPJS, karena biaya yang dibutuhkan untuk operasinya sangat besar," katanya.

Selain mengupayakan Jamkesda dan BPJS, warga desa di wilayah pegunungan yang berbatasan dengan Kabupaten Banjarnegara ini juga iuran untuk meringankan beban orang tua MMA. "Warga di sini juga iuran untuk membantunya," imbuhnya.

Sementara itu, karyawan Lazismu Kabupaten Pekalongan, Miftah, mengakui jika orang tua bayi malang itu mendatangi kantor Lazismu untuk mendapatkan bantuan pengobatan bayi mereka.

Menurutnya, bayi tersebut dinding perutnya tak terbentuk, sehingga organ dalamnya ada yang terburai ke luar.

"Bayi yang belum satu bulan ini lahir dalam kondisi memprihatinkan. Saat ini si bayi masih dalam perawatan intensif di salah satu RS di Pekalongan, dan sebagian organ tubuh sudah dapat dimasukkan ke dalam rongga perut. Akan tetapi karena ada salah satu organ tubuh yang bocor, oleh dokter RS tersebut harus segera dirujuk untuk menjalani operasi ke RS Kariadi Semarang. Biaya untuk operasi ini menurut dokter diperkirakan Rp 100 juta," terang dia.

Menurutnya, biaya operasi tersebut terasa sangat besar bagi orang tuanya yang sehari-hari bekerja sebagai buruh tani di kampungnya, di Desa Kaliombo, Kecamatan Paninggaran, perbatasan dengan Kalibening, Kabupaten Banjarnegara.

Untuk itu, Lazismu mengajak segenap masyarakat untuk melakukan 'aksi bersama untuk sesama' guna menyelamatkan bayi malang tersebut, dengan membantu biaya operasi dan perawatannya.

"Silahkan salurkan kepedulian anda dengan berdonasi melalui Rekening Peduli Ananda M.Miftahul Ulum, di Bank Syariah Mandiri Nomor 707 384 570 4 (an. Shodaqoh Lazismu Kab Pekalongan), dengan menambahkan kode unik 120 pada nominal donasi anda (contoh : 1.000.120). Konfirmasikan donasi anda melalui SMS/WA ke nomor 0815 2410 2000," ajak dia.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Pekalongan, Setiawan Dwiantoro, dikonfirmasi terpisah mengatakan, atas perintah Bupati, Dinas Kesehatan untuk memfasilitasi pengobatannya, termasuk jika bayi itu akan dirujuk ke RS Kariadi maka Dinkes akan memfasilitasinya.

"Atas perintah pak Bupati untuk memfasilitasi dan sudah kita fasilitasi termasuk penerbitan kartu Jamkesda. Kita juga sudah kerja sama dengan RS Kariadi untuk fasilitasi rujukannya," terang Setiawan. (ap5)

Tags :
Kategori :

Terkait