Disinyalir Ada RS Nakal Manfaatkan Pandemi Covid-19 untuk Bisnis, Begini Modusnya

Jumat 02-10-2020,18:47 WIB

"Saya diskusi banyak dengan Pak Gubernur, salah satunya adalah tentang definisi ulang kasus kematian selama pandemi. Definisi ini harus dilihat kembali, jangan sampai semua kematian itu selalu akibat Covid-19," kata Moeldoko.

Sebab sudah banyak terjadi, orang sakit biasa atau mengalami kecelakaan, didefinisikan sebagai meninggal karena Covid-19. Padahal sebenarnya, hasil tesnya negatif.

"Ini perlu diluruskan, jangan sampai ini menguntungkan pihak-pihak yang ingin mencari keuntungan," ujar Moeldoko ketika menjelaskan kembali topik pembicaraannya dengan Gubernur Ganjar, Jumat 2 Oktober 2020.

Sebelumnya, Gubernur Jateng menjelaskan banyak asumsi muncul semua yang meninggal di rumah sakit di-covid-kan. Ini sudah terjadi di Jawa Tengah, ada orang yang diperkirakan terkena covid-19 terus meninggal, padahal hasil tes belum keluar.

"Setelah hasilnya keluar ternyata negatif. Ini kan kasihan, ini contoh agar kita bisa memperbaiki hal ini, "kata Ganjar.

Untuk mengantisipasi hal itu, Ganjar sudah menggelar rapat dengan jajaran rumah sakit rujukan Covid-19 di Jawa Tengah dan pihak yang terkait. Dari rapat itu diputuskan, untuk menentukan atau mengekspos data kematian, mereka yang meninggal harus terverifikasi.

"Seluruh rumah sakit di mana ada pasien meninggal, maka otoritas dokter harus memberikan catatan meninggal karena apa. Catatan itu harus diberikan kepada kami, untuk kami pengungkit dan memberikan statemen ke luar," katanya.

Dengan sistem itu, maka akan terjadi data terlambat (data delay) soal angka kematian. Namun menurut Ganjar hal itu lebih baik terjadi sesuatu yang tidak diinginkan.

Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa juga pernah mengusulkan supaya ada definisi yang jelas meninggal karena Covid-19 itu. "Masak tidak ada orang meninggal selain karena Covid. Semua meninggalnya karena covid. Ini kan aneh," kata Khofifah. (ngopibareng)

Tags :
Kategori :

Terkait