KOTA - Pemerintah Kota Pekalongan bekerjasama dengan Badan Pusat Statistik (BPS) setempat menyelenggarakan kegiatan Focus Group Discussion (FGD) dalam rangka mewujudkan Kota Pekalongan Satu Angka (Kota Pekalongan Satu Data) Tahun 2022, bertempat di Hotel Santika Pekalongan, Senin (14/2/2022).
FGD tersebut dibuka secara langsung oleh Wakil Wali Kota Pekalongan, Salahudin, yang menyampaikan bahwa FGD Satu Data Kota Pekalongan Tahun 2022 merupakan salah satu kegiatan yang mampu menghasilkan data yang akurat dan benar untuk dijadikan satu data. Data ini menjadi bagian penting dari suatu perencanaan sehingga dengan adanya data yang valid, setiap kegiatan akan sampai kepada sasarannya. Pasalnya, data merupakan bagian penting dalam pemerintahan, dimana Satu data akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
"Alhamdulillah yang diundang untuk hadir pada FGD ini lebih dari 90 persen hampir semuanya hadir, sehingga FGD terkait Kota Pekalongan Dalam Satu Data bisa lebih lengkap dan komprehensif data-data yang disajikan ke masyarakat," tutur Wawalkot Salahudin.
Menurutnya, pertemuan FGD ini untuk menyelaraskan persepsi dan komitmen bersama antara produsen data yakni OPD terkait dan BPS sebagai pembina data, Dinas Kominfo sebagai Wali data, sehingga diskusi yang digelar pada hari ini bisa menyempurnakan buku Kota Pekalongan Satu Data Tahun 2022 yang akan diterbitkan.
Dengan begitu, harapannya, setelah data terkumpul bisa lebih lengkap, komprehensif dan akurat, sehingga bisa menjadi acuan atau dasar pengambilan kebijakan oleh Pemerintah Kota Pekalongan agar bisa tepat sasaran, terukur dan efisiensinya bisa meningkat dibandingkan jika data-data yang belum akurat. Seperti contohnya, terkait sensus data pertanian yang diharapkan pengambilan datanya betul-betul teliti karena sasarannya para petani yang memang kadang harus diedukasi agar mereka mau memberikan data yang benar.
"Kami harapkan juga tenaga yang bekerja di bidang pertanian terdata dengan benar, kira-kira Kota Pekalongan itu masih ada tidak orang-orang yang menjadi buruh tani. Jangan kita paksakan masyarakat harus bertani, ternyata tidak ada pekerja di bidang pertanian. Di daerah lain, sektor pertanian bisa menjadi penghasil dan saling menguntungkan, bisa saja Kota Pekalongan tidak ada sawah pertaniannya, tetapi kabupaten disekitarnya yang menyuplai sektor pakan tersebut. Di mana Kota Pekalongan bisa menjadi pertumbuhan ekonomi yang baik sehingga bisa menyerap tenaga kerja di kabupaten sekitar, sehingga bisa saling menguntungkan," pungkasnya.(nul)