Tagih Hutang, Sri Malah Dibunuh

Selasa 19-02-2019,14:35 WIB

Mayat Disimpan Dua Hari Lalu Dibuang ke SUngai

Seorang ibu rumah tangga (IRT), Sri Setiyawati (38), warga Pandean Lamper, Gayamsari, Kota Semarang, dibunuh saat menagih hutang di rumah kliennya, Ahsar (31), di Gang Gembyang, Kelurahan Patukangan, Kecamatan Kota Kendal. Ahsar tak terima saat ditagih hutang oleh korban.

Informasi yang dihimpun, kasus pembunuhan itu terjadi pada Rabu (13/2) siang. Pelaku diduga emosi saat ditagih, sehingga nekat menusuk korban dengan menggunakan gunting.

ANGKAT JENAZAH - Dari proses reka ulang, pelaku tengah mengangkat karung berisi jenazah korban untuk dibuang ke Kali Bodri. NUR KHOLID MS

Takut aksinya diketahui orang, pelaku lantas menyimpan mayat korban di kamar mandi. Untuk mengurangi bau menyengat, pelaku menuangkan kopi dan kapur barus ke tubuh korban. Setelah dua hari, pelaku lantas membuang mayat korban ke Kali Bodri, Jumat (15'/2) dinihari.

Terbongkarnya kasus pembunuhan tersebut setelah pelaku menyerahkan diri ke Polsek Genuk, dengan diantar keluarganya. Kepada polisi, Ahsar mengakui telah membunuh Sri Setiyawati. Atas pengakuan itu, Polres Kendal akhirnya membawa pelaku ke TKP di mana korban dihabisi nyawanya, yakni di Perumahan Witjitraland, Kelurahan Langenharjo, Kecamatan Kota Kendal, guna proses reka ulang.

"Korban datang ke rumah berbicara masalah jual beli. Namun selanjutnya korban menyinggung soal uang sebesar Rp 500 ribu, komisi dari perjanjian bisnis yang dilakukan dengan korban beberapa waktu yang lalu. Bahkan dia mau nagih ke istri saya, saya spontan marah terus menusuk pakai gunting," kata Ahsar pada wartawan, saat reka ulang.

Setelah dibunuh, Ashar juga sempat menuangkan kopi dan kapur barus di tubuh korban untuk mengurangi bau busuk yang mulai muncul dari tubuh korban. Untuk menghilangkan jejak, Jumat (15/2) dini hari, pelaku membuang jenazah korban di Kali Bodri. Jenazah korban dibuang dari atas Jembatan Kalibodri kemudian dirinya pergi menuju rumah kakaknya di Semarang.

"Dari rumah, korban saya bawa pakai motor ke jembatan Kali Bodri. Sampainya di tengah jembatan, korban saya lempar ke Kali Bodri," terang Ahsar.

TERIAKAN KORBAN

Sementara itu, sejumlah tetangga pelaku mengaku tak mengetahui insiden pembunuhan tersebut. Namun, salah satu warga mengaku mendengar teriakan minta tolong dari dalam rumah pelaku. Kendati ada teriakan minta tolong, tetangga tidak curiga karena rumah tangga pelaku sedang renggang sehingga mengira hal itu pertengkaran biasa.

Warga mendengar dua kali teriakan minta tolong dan kemudian tidak terdengar lagi. "Hanya mendengar teriakan minta tolong dari rumah Ashar, tetapi saya tidak tahu ada apa. Usai itu suasananya sepi, tidak ada lagi. Baru tahu kalau ada yang dibunuh di rumah itu setelah ada polisi datang. Tahunya yang dibunuh istrinya, namun itu bukan, melainkan tamu wanita yang datang ke rumahnya," kata Ainurahma Aulia, tetangga pelaku.

Tetangga lain, Yuyun, menyebut pelaku dikenal sebagai pribadi yang tertutup. Meski demikian, pelaku dikenal ramah dan sering menyapa tetangga jika keluar rumah. "Ahsar tinggal sendirian, istrinya tinggal bersama orangtuanya. Pada Rabu sore dirinya juga sempat salat berjamaah di Masjid," ungkapnya.

Sementara itu, Kapolres Kendal, AKBP Hamka Mappaita, melalui Kasat Reskrim Polres Kendal, AKP Nanung Nugraha menjelaskan, terbongkarnya kasus pembunuhan itu setelah pelaku diantar keluarganya menyerahkan diri.

"Pengakuan pelaku, korban dihabisi Rabu (13/2) dengan menggunakan gunting. Mayat korban sempat disimpan di kamar mandi selama dua hari dan Jumat (15/2) malam mayat dibawa pelaku untuk dibuang ke Kali Bodri," katanya.

Mayat dimasukkan ke dalam karung dan dibawa dengan sepeda motor untuk dibuang. Polisi masih menyelidiki motif pembunuhan tersebut. Dugaan sementara, pelaku emosi saat ditagih hutang oleh korban.

Tags :
Kategori :

Terkait