Tak Perlu ke Bandung, Sepatu Kulit Buatan Sutikno Tak Kalah Berkualitas

Sabtu 08-02-2020,11:40 WIB

MEMBUAT - Dibantu kedua anaknya, Sutikno warga Desa Sukodonto mampu membuat sepatu kulit pesanan tak kalah berkualitas.

KENDAL - Kata siapa produksi sepatu kulih rumahan berkualitas hanya bisa diperoleh di Bandung atau Surabaya. Bagi warga Kendal yang berminat, cukup datang ke Dukuh Singopadu, RT 10, RW 3, Desa Sukodono, Kecamatan Kendal, di mana tangan dingin Sutikno yang mampu menghasilkan sepatu kulit tak kalah berkualitas.

"Bahan kulit sepatu langsung dipesan dari material kulit sapi dari pabrik di Surabaya," kata Sutikno, Jumat (7/2).

Dia mengaku hanya membuat sepatu sebatas memenuhi pesanan. Meski begitu, dia tetap menyempatkan membuat 2-3 pasang sepatu setiap harinya untuk dipajang di etalasenya.

Sutikno mengungkapkan, dalam membuat sepatu kulit saat ini baru sebatas dari adanya pesanan saja. Meski begitu, dirinya tiap harinya tetap membuat dua hingga tiga pasang sepatu kulit untuk dipajang di etalasenya.

Tak hanya sepatu, Sutikno juga membuat sandal baik untuk pria maupun wanita. "Model dan warna bebas sesuai selera pemesan. Kalau yang belum pernah pesan ke sini pasti diukur dulu. Tapi kalau yang sudah pernah ukur tak perlu lagi," terangnya.

Dalam proses pembuatan sepatu, lanjut Sutikno, tahapan tersulit adalah saat menggambar pola. Kalau polanya sudah jadi, maka pengerjaan sepatu bisa diselesaikan dalam satu hari.

Selain mengambar pola, dalam membuat sepatu juga membentuk upper nya atau cup bagian atas.

"Tahapan selanjutanya mengesol dengan alas yang menjadikannya sepatu. Saat ini saya hanya dibantu dua anak saya, mereka juga bisa membuat sepatu," terangnya.

Soal harga sepatu buatannya, menurut Sutikno tergantung dengan banyak sedikitnya bahan yang dihabiskan. Namun khusus pemesanan dalam jumlah banyak, maa harganya bisa didiskon.

"Kalau pesan sepatu satu ya harganya sesuai banyak sedikitnya bahan yang dihabiskan. Tapi kalau pesan banyak pasti saya beri harga kurang,"pungkasnya.

Saat ini, Sutikno boleh jadi sudah sukses. Tapi jangan salah, dia juga pernah merasaka jatuh bangunnya melakoni usaha di bidang sepatu ini. Dia mengawalinya sebagai tukang reparasi sepatu panggilan yang digeluti sejak 30 tahun lalu.

Tak jarang, Sutikno harus mereparasi sepatu dalam deadline singkat. Ada juga pesanan sepatu yang tidak diambil pemesannya. "Kalau tak diambil, sepatu hasil reparasi itu saya pajang di etalase. Siapa tahu ada yang tertarik membelinya," terangnya.(lid)

Tags :
Kategori :

Terkait