Disampaikan, berdasarkan keterangan sementara dari Kapolsek Lebakbarang ada 18 orang yang berada di empat rumah itu. "Rumah itu ada yang hanya ditinggali pasangan suami-istri, ada pula yang didiami bersama anak-anaknya. Korban jiwa tidak ada. Mereka sudah tahu ketika ada suara-suara longsor mereka sudah meninggalkan rumah tersebut untuk mengungsi ke sanak saudaranya," kata dia.
Kapolres Pekalongan mengimbau masyarakat di daerah atas (pegunungan) untuk selalu memperhatikan kondisi cuaca. Saat cuaca hujan, cermati kondisi lingkungan di sekitarnya. "Amati retakan-retakan tanah. Ini sangat perlu diperhatikan. Saya mengimbau mapping wilayah, terutama dimana ada retakan-retakan tanah yang berpotensi longsor," pesannya.
Sementara itu, Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Pekalongan Budi Raharjo, menerangkan, pada hari Selasa (15/2/2023), turun hujan lebat di wilayah Kecamatan Lebakbarang, sehingga menyebabkan longsor di Desa Depok. Dampak longsor tersebut menyebabkan jalan lingkungan dan taludnya sepanjang 15 meter longsor. Selain itu, 4 rumah warga rusak, yaitu rumah milik Rasidi (rusak sedang), Darun (rusak sedang), Kusnoto (rusak sedang), dan Suworo (rusak sedang).
Sebelumnya diberitakan, bencana alam tanah longsor terjadi di Desa Depok, Kecamatan Lebakbarang, Kabupaten Pekalongan, Kamis (2/2/2023) malam, sekitar pukul 23.00 WIB. Tebing setinggi ratusan meter di desa ini longsor, sehingga menutup jalan utama menuju perkampungan warga yang letaknya di bawah tebing. Jalan antar dukuh di atas tebing sepanjang 30 meter hilang tergerus ke bawah. Tiga rumah di atas tebing itu juga membahayakan karena bagian teras rumahnya tergerus longsor.
Kepala Desa Depok Cipto, Jumat (3/2/2023) siang, mengatakan, akibat diguyur hujan lebat, tebing di desa itu longsor. Material longsor menutup akses jalan utama menuju ke Desa Depok yang berada di bawah tebing tersebut. "Salah satunya dampak longsor di desa kami jalan utama tertutup total tidak bisa dilalui kendaraan. Jalan kaki pun susah. Ini sudah hampir selesai Alhamdulillah. Tadi hanya berhenti sebentar (kerja baktinya, red) untuk Jumatan. Ini kerja bakti lagi," kata Cipto, sore tadi.
Dikatakan, tebing yang longsor itu merupakan kebun milik warga. Ada dua kebun warga yang longsor. Yakni milik Wahito dan Mbah Wanto. di atas tebing itu terdapat jalan lingkungan yang ikut tergerus hingga badan jalannya hilang.
"Jalan lingkungan ini menghubungkan area pertanian dan di situ ada tiga rumah warga. Itu sudah mepet, terasnya sudah diterjang longsor. Tiga rumah ini milik Sudiro, Duryani, dan Tuhem. Kerugian material ya luar biasa karena jalan lingkungan kita juga ambles," ujarnya.
Disebutkan, badan jalan lingkungan sudah putus total sepanjang 30 meter, dengan lebar jalan 2 meter. Jalan lingkungan ini hubungkan akses pedukuhan di bawah yaitu Dukuh Depok Krajan ke area pedukuhan yang atas yaitu Dukuh Gunung Sari. Jalan ini juga akses utama menuju ke lahan pertanian warga. "Jalan ini sangat penting karena itu kebutuhan warga tiap hari lewatnya situ," katanya.