*Swadaya Pedagang plus Pemdes Rp 3,1 M
KENDAL - Pasar Desa Brangsong yang berada di jalur Pantura mulai direvitalisasi. Pasar tradisional yang sudah ada sejak zaman Belanda itu dibangun kembali karena kondisinya rusak dan tidak layak huni serta sering terkena banjir. Pasar di atas lahan seluas 2.104 meter persegi juga masih beralas tanah, sehingga kondisinya becek ketika musim hujan.
Proses pembangunannya sudah dimulai sejak Agustus 2022 lalu, yang diawali dengan pembongkaran bangunan lama dan pengurukan lahan. Selama proses pembangunan, pedagang lama direlokasi di lokasi yang masih berada di wilayah desa setempat.
"Jadi, pembangunan pasar ini justru atas aspirasi para pedagang sendiri. Karena baik pedagang maupun pembeli mungkin sudah tidak nyaman dengan kondisi pasar yang becek pas hujan. Karena lantainya kan memang masih tanah," ungkap Kepala Desa Brangsong, Muhammad Asnawi, Jumat (17/3/2023).
Adapun dari hasil RAB (Rencana Aggaran Biaya), pembangunan Pasar Desa Brangsong membutuhkan total pagu Rp 3,1 miliar. Namun para pedagang sendiri berinisiatif dan bersedia iuran swadaya sebesar total Rp 2,7 miliar. "Ya pedagang tidak hanya minta dibangun, tetapi juga mau swadaya Rp 2,7 miliar. Nah sisanya nanti dibantu dari pos Dana Desa," terang Asnawi.
Dijelaskan, nantinya bangunan pasar tetap seperti pasar sebelumnya, yaitu berupa kios dan los dengan penambahan fasilitas toilet dan musala. Area parkir juga nantinya lebih luas, sehingga bisa dijadikan rest area bagi pengguna jalan Pantura. "Pembangunan pasar harus selesai pada Agustus mendatang, sesuai dengan masa kontrak tempat relokasi para pedagang," ujarnya.
Asnawi berharap pembangunan ini akan menjadikan kondisi Pasar Desa Brangsong lebih rapi dan bersih, sehingga semakin banyak pembeli. Dengan demikian, akan meningkatkan perekonomian para pedagang.
"Harapan ke depan, kami dari Pemerintah Desa Brangsong supaya untuk meningkatkan perekonomian pedagang ataupun masyarakat Desa Brangsong," harapnya. (lid)