KOTA - Jemaah Calon Haji (Calhaj) Kota Pekalongan mulai melakukan persiapan untuk berangkat ke Asrama Haji Donohudan pada 5 Juni mendatang. Dari 315 CJH Kota Pekalongan, tertua berusia 94 tahun dan yang termuda 19 tahun.
Hal ini diungkapkan Kepala Kantor Kemenag Kota Pekalongan H Kasiman Mahmud Desky melakui Plt Kepala Seksi Penyelenggaraan Haji dan Umroh (Kasi PHU), H Masrukhin, Selasa (30/5/2023).
"Usia calhaj Kota Pekalongan yang paling tua 94 tahun atas nama Casiah Dandi dari Pasirsari, dan yang paling muda 19 tahun atas nama Fathul Ulum dari Tirto. Calhaj yang berusia muda ini dari limpahan bukan mendaftar dari awal. Pasalnya sekarang masa tunggu sudah 32 tahun, ini limpahan dari calhaj yang tidak bisa berangkat dan dilimpahkan ke anaknya," kata Masrukhin.
Disebutkan Masrukhin, dari jumlah 315 calhaj Kota Pekalongan ada 197 orang yang masuk kategori risiko tinggi. Masrukhin berharap para jemaah calhaj terus berupaya agar kesehatannya semakin pulih dan kondisi para calhaj selalu prima.
"Risiko tinggi penyebabnya beragam misalnya kolesterol tinggi, di sisa waktu yang ada harapannya calhaj melakukan upaya untuk menyembuhkan penyakitnya. Kategori risiko tinggi ini bukan hanya karena faktor usia, ada yang usianya 60 tapi kondisi fisiknya sehat, ada yang di bawah usia itu tapi sakit yang diderita. Ada penanganan khusus untuk calhaj yang berisiko tinggi yakni memberikan tanda gelang merah," ungkap Masrukhin.
Terkait jadwal pemberangkatan, Kota Pekalongan masuk dalam kloter 41. Pada 5 Juni mendatang berangkat pukul 5 pagi dan kumpul di Setda pada pukul 2 dini hari, usai salat Subuh calhaj langsung berangkat ke Donohudan. Untuk penerbangan kloter 41 pada 6 Juni pukul jam 7.20 wib.
Masrukhin mengungkapkan dari 316 jemaah calhaj yang harusnya berangkat, 1 orang mengundurkan diri karena kondisinya fisiknya tidak memungkinkan untuk berangkat sehingga saat ini pihak Masrukhin tengah open sheet untuk melengkapi rombongan.
"Satu kloter harusnya 360 orang yakni 316 dari Kota Pekalongan, 29 dsri Batang, 7 dari Kabupaten Pekalongan, PHD 3 orang dan petugas kloter 5 orang," jelas dia.
Pemerintah Kota Pekalongan menberikan perhatian maksimal untuk jemaah calhaj Kota Pekalongan dengan memberi PHD 3 orang yakni dari Bidang Kesehatan, Ibadah, dan Pelayanan Umum. Untuk petugas kloter 5 orang yang terdiri atas 1 ketua kloter, 1 pembimbing ibadah, dan 3 tenaga kesehatan.
Masrukhin berpesan agar jemaah calhaj Kota Pekalongan menjaga kesehatannya di sana karena cuaca di sana lebih panas dibanding Kota Pekalongan. "Di sana bisa sampai 40 derajat, jemaah calhaj harus lebih siap dengan membawa bekal semprot wajah," tukas Masrukhin. (way)