RADARPEKALONGAN - Saat beraktivitas sehari-hari, kita sering kali harus menahan kentut, padahal perut rasanya sudah tidak karuan.
Hal itu terpaksa dilakukan, karena di masyarakat kita masih menganggap kentut adalah sesuatu yang kurang sopan, apabila dikeluarkan di dekat orang lain.
Baca juga : Bahaya Jika Tak Segera Ditangani, Ini 7 Obat Alami Sakit Gigi, Ada yang Sudah Digunakan Berabad-abadba
Selain itu, kita juga tidak ingin orang disekitar terganggu bau kentut yang sering kali menimbulkan aroma tidak sedap.
Kondisi itulah yang akhirnya memunculkan ungkapan, terlalu malu untuk dilepaskan, terlalu sakit untuk ditahan.
Namun dibalik itu semua, kamu harus tahu jika sering atau terlalu lama menahan kentut itu bisa merugikan kesehatan.
Pasalnya, kentut itu sendiri merupakan salah satu cara alami untuk mengeluarkan gas yang sudah menumpuk di dalam usus yang terjadi akibat mengonsumsi makanan atau minuman tertentu. Selain itu, gas dalam usus juga bisa timbul akibat proses kimiawi yang terjadi di dalam tubuh.
Berita lainnya: Hati-hati Bunda, Kecanduan HP Bisa Membuat Anak Balita Telat Bicara
Menurut dr. Dewi Ema Anindia, seperti dikutip dari klikdokter, kentut itu sendiri terdiri dari 59% nitrogen, 21% hidrogen, 9% karbondioksida, 7% metana, dan 4% oksigen.
Dari unsur-unsur tersebut, ternyata hanya sekitar 1% saja kandungan sulfur, namun zat itulah yang bisa menjadi penyebab kentut berbau busuk.
Disisi lain, seseorang dalam sehari dapat kentut hingga 10–20 kali. Jika lebih dari itu, bisa menjadi pertanda Jumlah kentut yang terjadi lebih dari itu bisa menjadi pertanda adanya masalah pada tubuh kita.
Karena kentut merupakan salah satu cara alami tubuh mengeluarkan gas, maka tentunya ada efek negatif jika kita sering menahan kentut. Lalu apa saja dampak negatif tersebut ?
1. Perut kembung
Kentut merupakan mekanisme tubuh untuk mengeluarkan gas yang menumpuk di usus, sehingga jika kamu sering menahan kentut. Bahkan bisa saja kamu akan mengalami perut kembung akibat menumpuknya gas di dalam perut.
Jika perut sudah kembung, tentu saja akan menggangu aktivitas kita, karena akan sering merasa begah atau berserdawa. Salah satu komplikasi dari keadaan ini adalah penurunan nafsu makan.