Kiat Membina Rumah Tangga Harmonis ala Rasulullah, Jaga Penampilan Ndak Awut-awutan hingga Bahagiakan Istri

Kamis 22-06-2023,09:46 WIB
Reporter : Hadi Waluyo
Editor : Hadi Waluyo

‏“Siapakah orang yang paling engkau cintai?” beliau menjawab: “’Aisyah!” [Muttafaqun ‘alaihi]

6. Adil dalam berpoligami

Syariat Islam membenarkan para suami untuk menikahi lebih dari satu istri. Mereka diizinkan menikahi empat istri jika memiliki kesanggupan untuk itu. Para suami diperintahkan berlaku adil terhadap istri-istrinya, adil dalam masalah pembagian giliran dan nafkah.

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menikahi sembilan wanita yang kemudian dikenal dengan sebutan Ummahatul Mukminin Radhiallahu ‘anhum. Rasulullah merupakan contoh terbaik dalam hal berlaku adil kepada para istri, dalam hal pembagian giliran ataupun urusan lainnya. 

Aisyah Radhiallahu anha pernah mengungkapkan:

كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا أَرَادَ أَنْ يَخْرُجَ سَفَرًا أَقْرَعَ بَيْنَ نِسَائِهِ فَأَيَّتُهُنَّ خَرَجَ سَهْمُهَا خَرَجَ بِهَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَعَهُ

"Apabila Rasulullah shallaallahu ‘alaihi wa sallam hendak berpergian, beliau mengundi di antara istri-istrinya. Barang siapa yang keluar undiannya, dialah yang ikut pergi bersama Rasulullah shallaallahu ‘alaihi wa sallam". [HR Muslim]

7. Ajak istri beribadah bersama

Suasana harmonis di rumah tangga hanya dapat terwujud dengan bimbingan taufik dan hidayah dari Allah Ta'ala. Salah satu faktor terbinanya rumah tangga yang harmonis bahkan merupakan pilar utamanya adalah beribadah bersama. 

Suami hendaklah mengajak istrinya untuk beribadah bersama, seperti salat malam bersama, puasa sunah bersama, dan beberapa ibadah lain yang bisa dilakukan bersama-sama. 

Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam telah mencontohkan hal itu. Beliau senantiasa menganjurkan istri-istri beliau untuk giat beribadah serta membantu mereka dalam melaksanakan ibadah, sesuai dengan perintah Allah Subhanaahu wa Taala.

وَأْمُرْ أَهْلَكَ بِالصَّلَاةِ وَاصْطَبِرْ عَلَيْهَا ۖ لَا نَسْأَلُكَ رِزْقًا ۖ نَّحْنُ نَرْزُقُكَ ۗ وَالْعَاقِبَةُ لِلتَّقْوَىٰ

"Dan perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan salat dan bersabarlah kamu dalam mengerjakannya. Kami tidak meminta rezeki kepadamu, Kamilah yang memberi rezeki kepadamu. Dan akibat (yang baik) itu adalah bagi orang yang bertakwa".[Thaaha/20 :132]

Abu Hurairah Radhiyallahu anhu meriwayatkan sebuah hadits dari Rasulullah bahwa beliau bersabda:

رَحِمَ اللَّهُ رَجُلًا قَامَ مِنْ اللَّيْلِ فَصَلَّى وَأَيْقَظَ أَهْلَهُ فَصَلَّتْ فَإِنْ أَبَتْ نَضَحَ فِي وَجْهِهَا الْمَاءَ وَرَحِمَ اللَّهُ امْرَأَةً قَامَتْ مِنْ اللَّيْلِ وَأَيْقَظَتْ زَوْجَهَا فَصَلَّى فَإِنْ أَبَى نَضَحَتْ فِي وَجْهِهِ الْمَاءَ

"Semoga Allah Subhanaahu wa Ta’ala merahmati seorang suami yang bangun pada malam hari untuk mengerjakan salat malam lalu membangunkan istrinya untuk salat bersama. Bila si istri enggan, ia memercikkan air ke wajah istrinya (supaya bangun). “Semoga Allah Subhanaahu wa Ta’ala merahmati seorang istri yang bangun pada malam hari untuk mengerjakan salat malam lalu membangunkan suaminya untuk salat bersama. Bila si suami enggan, ia memercikkan air ke wajah suaminya (supaya bangun). [HR Ahmad].

Kategori :