BATANG - Untuk meningkatkan minat baca anak-anak di lingkungannya, seorang warga Dukuh Roban Barat, Desa Kedungsegog, Kecamatan Tulis, Sutiamah (52) membangun Taman Baca Masyarakat (TBM) Pelita Harapan.
Keberadaan TBM tersebut ternyata mampu menarik minat anak-anak usia sekolah untuk gemar membaca. Bahkan saat ini TBM tersebut juga memberikan bimbingan belajar secara cuma-cuma kepada anak-anak sekitar.
Sutiamah mengungkapkan, pendirian KBM sendiri berawal dari kegemarannya membaca. Pada awal berdiri, taman bacaan itu sendiri berada di rumahnya, dan memiliki sekitar 600 koleksi buku.
"Saya memang gemar membaca, dan kemudian berinisiatif untuk membuat sebuah taman bacaan. Dan Alhamdulillah anak-anak ternyata sangat antusias saat diajak untuk membaca buku," Sutiamah ketika ditemui di TBM Pelita Harapan Desa Kedungsegog, Kecamatan Tulis, Kabupaten Batang, kemarin.
Pada perjalanannya, sekitar tahun 2016 PT Bhimasena Power Indonesia (BPI) memberikan bantuan Corporate Social Responsibility (CSR) atau tanggung jawab sosial perusahaan sebesar Rp14,7 juta.
Dana tersebut kemudian dipergunakan untuk membangun TBM Pelita Harapan di tanah kosong yang berada di dekat rumah Sutiamah.
"Selain uang, kita juga mendapat bantuan sebanyak 800 buku dari PT BPI," katanya.
Dengan bertambahnya koleksi buku yang ada, ternyata minat anak-anak untuk membaca di KBM Pelita Harapan juga ikut meningkat. Bahkan pada tahun 2016 jumlah anak yang meminjam buku hingga 100 lebih.
"Anak-anak yang pinjam buku ada dari luar kampung sini. Karena pada anak SMP seringkali mempunyai tugas untuk mencari cerita rakyat yang kebetulan di TBM Pelita Harapan punya koleksi buku 27 provinsi,” jelasnya.
Hal itulah yang membuat TBM Pelita Harapan menjadi ramai anak-anak membaca, dan biasanya paling ramai pada waktu sore hari ini.
“Alhamdulillah, sekarang banyak anak yang membaca di TBM, karena sebelumnya kebiasaan anak nelayan pasti sukanya hanya bermain aja," katanya.
Ia mengungkapkan, meski dirinya hanya lulusan SD saja, tapi keinginan untuk mengajak anak mencintai membaca sangat besar. Dengan pengalaman hidup pribadi punya keinginan membuat anak nelayan punya kemampuan lebih.
"Sekarang koleksi buku kami sudah ada 1.000 buku, dan kami punya program baru, yaitu mengajar untuk anak-anak sekitar, agar membantu mereka dalam belajar di sekolahnya," terangnya.
Berkat adanya program mengajar tersebut, anak-anak yang belajar di TBM Pelita Harapan mendapatkan nilai yang bagus di sekolahnya masing-masing.
"Jika dulu anak-anak di sini banyak yang hanya tamatan SD saja, tapi sekarang sudah banyak tamatan SMA. Bahkan ada yang saat ini sedang kuliah di perguruan tinggi," tandas Sutiamah. (*)