Hasil penelitian Washington State University, kandungan diallyl sulfide pada bawang putih mampu mengatasi bakteri Campylobacter yang biasanya menjadi penyebab pada gangguan pencernaan. Bawang putih mentah mampu melawan bakteri dan jamur pada manusia, sehingga bawang putih merupakan alternatif antibiotik alami.
15. Meringankan Keracunan Logam Berat
Kandungan diallyl sulfide dan sulfur pada bawang putih dipercaya mampu memberikan perlindungan yang efektif dari kandungan logam berat, seperti timah yang bisa jadi masuk ke dalam tubuh manusia.
Journal of Nutrition in Gerontology and Geriatrics (2012) memuat hasil penelitian jika bawang putih berpotensi mengurangi kadar timbal dalam darah sebesar 19 persen. Konsumsi bawang putih juga mengurangi gejala keracunan, seperti mual, muntah, dan sakit kepala.
16. Menjaga Kesehatan Otak
Tim peneliti dari Universitas Missouri menemukan bahwa turunan karbohidrat dalam bawang putih, FruArg, bisa melindungi sel-sel otak terhadap efek penuaan dan penyakit.
FruArg bisa membantu melawan peradangan dan stres oksidatif. Zat ini juga memperbanyak sel mikroglia tanpa memicu peningkatan kadar oksida nitrat, yang menyebabkan peradangan. Sel mikroglia sangat berperan dalam menjaga kesehatan sistem saraf di otak. Dengan memberikan perlindungan bagi sel-sel otak, risiko demensia dan alzheimer menjadi lebih rendah.