Kaki Pelajar SMP Patah Diinjak dan Disetrum, Diduga oleh Oknum Polisi

Kamis 30-09-2021,14:25 WIB

Seorang remaja berinisial MR, 14, terpaksa terbaring di ranjang rumah sakit Bross, Renon, sebab kakinya patah. Usut punya usut, pelajar yang duduk di bangku kelas tiga SMP itu diduga menjadi korban penganiayaan oleh oknum polisi yang belum diketahui namanya.

Dari informasi yang dihimpun, dokter yang memeriksa korban bahkan sampai memutuskan untuk melakukan operasi kaki yang patah tepat di tulang kering. Peristiwa itu terjadi pada Sabtu (25/9) sekitar pukul 02.00. Kala itu, MR mengendarai sepeda motor Honda Vario sambil membonceng teman wanita. Mereka melintas bersama teman lainnya di Jalan Baypass Sanur.

"Korban saat itu hendak pulang ke Banjar Balun, Denpasar, usai menonton balap liar," ujar sumber Rabu (29/9). Lanjut dikatakan oleh sumber yang enggan namanya disebut, sesampainya rombongan korban di dekat The Hub, Sanur, ada sejumlah polisi yang mencegat mereka. Para pelajar pun panik dalam situasi tersebut dan segera kabur.

Namun, nasib buruk menghinggapi MR waktu itu, lantaran ketika memutar balik, motornya ditendang oknum polisi hingga jatuh. Korban yang ketakutan pun lari meninggalkan motornya dengan menyusuri median jalan. Sementara teman wanita yang dibonceng berhasil menyebrang.

"Teman ceweknya diselamatkan seorang satpam yang sedang jaga di salah satu ruko," tambahnya. Tetapi berbeda dengan MR yang terus dikejar oleh oknum polisi disebut berpakaian preman sampai tepat di depan The Hub Sanur. Dirinya lalu didorong hingga terjungkal.

Ironisnya, oknum yang diyakini anggota polisi tersebut malah mengeluarkan alat setrum dan diarahkan ke paha korban. Juga ke arah rusuknya. Tak cukup sampai disitu, kaki anak baru gede (ABG) itu bahkan diinjak, sampai patah. Oknum tersebut malah makin membabi buta dengan memukul mulut korban sampai berdarah.

"Remaja yang sudah babak belur bahkan mengaku kakinya sakit dipaksa untuk mengambil motornya," kata dia. Dengan menahan rasa sakit MR menyeret kakinya berusaha mengambil motor karena dipaksa. Tapi karena tak tahan, korban meminta oknum tersebut untuk menghubungi ayahnya via telepon agar menjemputnya.

Beruntung saat itu datang polisi berseragam lengkap dengan senjata menanyakan apa yang terjadi. Polisi itulah yang bersedia menelepon orang tua remaja malang itu. Ketika sampai, sang ayah bernama Made TJS kaget, melihat anaknya duduk di pinggir jalan kesakitan memegang kaki.

TJS pun bertanya pada sang anak siapa yang melukainya. Tentu saja MR langsung menunjuk oknum polisi berpakaian preman itu. Tetapi saat itu orang tuanya memilih segera membawa korban ke rumah sakit. Uniknya oknum polisi tersebut ikut menggendong korban ke mobil.

"Korban sudah dibawa ke RS Bross Renon, tapi sampai saat itu disebut tidak ada permintaan maaf dari oknum polisi," tuturnya. Karena merasa tak ada itikad baik dari orang yang menyakiti sang anak, TJS memutuskan untuk melaporkan oknum itu ke Propam Polda Bali pada Selasa (28/9).

Terkait insiden ini, Kabid Humas Polda Bali, Kombespol Syamsi membenarkan adanya laporan itu. Namun karena pihak korban belum bisa memastikan apakah yang menganiaya benar adalah anggota polisi atau tidak, maka pihaknya juga belum bisa memastikan pelakunya adalah polisi. "Masih diselidiki sama Bid Propam ya," jawabnya. (ges/baliekspress/jpg)

Tags :
Kategori :

Terkait