Dan pagi itu, ia pun mengatakan hal yang sama di hadapan Nabi Muhammad yang tengah menyuapinya.
Setiap kali Rasulullah datang untuk menyuapinya, pengemis itu terus berkata tentang hal yang sama. Memaki, mencaci, dan merendahkan Rasulullah SAW.
Namun, Nabi Muhammad SAW yang berhati lembut tidak pernah merasa marah dengan pengemis itu. Beliau tetap datang menemui dan menyuapi pengemis itu tanpa mengatakan sepatah kata pun.
Beliau bahkan menyempatkan diri untuk menghaluskan makanan sebelum menyuapinya, beliau tidak ingin sang pengemis merasa kesulitan saat mengunyah makanan yang ia suapi.
Pengemis itu sudah sangat ringkih dan tubuhnya sangat kurus. Untuk mengunyah makanan biasa saja dia sudah kesulitan.
Hingga suatu hari, si pengemis merasa heran dengan tidak hadirnya orang yang selalu menyuapi dia setiap pagi.
BACA JUGA: Teman Hijrah Nabi Muhammad SAW ke Madinah: Kisah Abu Bakar Ash Shiddiq yang Menginspirasi
Dan saat sepasang langkah kaki mendekatinya, dia merasa asing, namun tidak sampai mengusir orang itu.
Orang itu pun menyuapinya. Dan baru pada suapan pertama, pengemis itu mengomel dengan keras. "Siapa kamu. Kamu bukan orang yang bisa menyuapi aku," kata si pengemis.
“Aku orang yang biasa menyuapimu,” balas orang itu tegas.
“Bukan!” gertak si pengemis keras. “Kamu bukan orang yang biasa menyuapiku!”
"Jika benar kamu yang biasa menyuapiku, tidak akan susah aku mengunyah makanan ini. Orang yang biasa mendatangiku itu selalu menghaluskan makanan terlebih dahulu. Barulah kemudian dia menyuapiku dengan makanan itu," kata si pengemis dengan nada kesal.
Tapi kemudian bukannya menjawab, orang itu justru menangis. “Ya, aku memang bukan orang yang biasa menyuapimu. Aku Abu Bakar, sahabat beliau. Orang mulia yang biasa datang dan menguapimu itu telah tiada. Dia adalah Nabi Muhammad SAW.”
Saat itu, Rasulullah SAW sudah wafat, dan beliau meminta Abu Bakar Ash Shiddiq, sahabat sekaligus Khalifah pertama umat Muslim, untuk datang menyuapi pengemis ini.
Abu Bakar tak kuasa menahan tangis karena teringat oleh mendiang Rasulullah SAW yang belum lama menemui Allah SWT.