Pengemis itu pun terkejut begitu tahu orang yang selama ini berbaik hati menyuapinya makanan adalah Nabi Muhammad SAW, orang yang selama ini ia caci.
Bahkan selama beliau menyuapinya makanan, tak pernah terdengar satu kata pun ungkapan terima kasih dari mulutnya. Hanya cacian dan makian yang ia lontarkan pada Nabi Muhammad SAW.
Dan yang membuatnya begitu menyesal adalah kenyataan bahwa Rasulullah SAW tidak pernah menaruh dendam terhadapnya.
Seketika saat itu, di hadapan sahabat Abu Bakar, sang pengemis bersumpah dan mengucapkan dua kalimat syahadat. Dia memeluk dan menerima Islam karena kemuliaan serta kesucian hati Nabi Muhammad SAW.
BACA JUGA: Kisah Umar bin Khattab, Quraisy Bengis yang Tersentuh setelah Membaca Ayat Al-Quran
BACA JUGA: Mengenal Lebih Dekat Kisah Utsman bin Affan, Sahabat Nabi dengan Julukan Pemilik Dua Cahaya
Kisah pengemis di sudut kota Madinah ini bisa menjadi pelajaran bagi kita untuk selalu bersikap sabar dan tidak terbawa emosi.
Kita bisa meniru ketenangan dan kelembutan hati Rasulullah SAW dalam menghadapi sesuatu yang tidak baik.
Dan alangkah baiknya jika kita tidak meniru kebiasaan buruk si pengemis yang suka berkata kasar kepada orang lain. Dan jangan juga kita menanamkan kebencian kepada makhluk Allah SWT lainnya.
Semoga dari kisah pengemis di sudut kota Madinah ini, kita bisa menjadi insan yang lebih baik lagi. Aamiin. (*)