Nabi hanya tersenyum, kemudian berkata: "jika seseorang berijtihad (berusaha keras) dan ijtihadnya benar maka ia mendapat dua pahala, dan jika salah mendapat satu pahala.”
Nabi yang Memuji Seorang Non-Muslim
Salah satu sifat Nabi yang patut kita tiru adalah jujur. Saking jujurnya beliau, Nabi Muhammad SAW jika bercanda pun tidak pernah melontarkan perkataan bohong.
Dari mulutnya hanya terucap kebenaran dan kejujuran.
Kisah Nabi yang jarang diketahui satu ini berhubungan dengan seorang Labid bin Rabi’ah, seorang penyair ulung yang merupakan kafir, dan sangat membenci Nabi Muhammad SAW.
Saat belum memeluk Islam, beliau pernah membacakan salah satu puisinya yang tampak seperti terinspirasi dari bait ayat suci Al-Quran yang ia pelajari secara diam-diam.
Penggalan puisi itu berbunyi:
“Ingatlah, segala sesuatu selain Tuhan pasti akan lenyap dan setiap kenikmatan pasti akan sirna. Suatu saat, setiap orang pasti akan dijemput oleh maut yang membuat jari-jari pucat pasi. Setiap orang kelak pada saatnya akan melihat hasil kerjanya, saat lembar-lembar catatan dibacanya di depan Tuhan.”Nabi Muhammad SAW mendengarkannya dengan tekun dan penuh atensi. Begitu selesai, Nabi merasa tersentuh dan tanpa basa basi memuji lantunan indah literatur yang Labid gubah.
“Puisi terbaik yang pernah digubah seorang penyair adalah puisi Labid: Sungguh, segala sesuatu selain Allah pasti akan hilang lenyap,” puji Rasulullah SAW.
Memaafkan dan Membebaskan Musuhnya
Sifat mulia lain yang Nabi Muhammad SAW miliki adalah beliau mudah memaafkan, beliau tidak menaruh dendam, dan ingin semua orang hidup dengan damai.
Kisah yang satu ini terjadi pada akhir Januari 630 Masehi, atau tahun 8 Hijriah saat masa pembebasan Mekah.
Saat itu, Rasulullah SAW dengan 10,000 pasukan Islam sampa di dekat Bait al-Haram dan berhadapan dengan para pimpinan kafir Quraisy dan pengikutnya.