Saat itu, Samiri dari Bani Israil berkelahi dengan Fatun dari bangsa Mesir. Ketika ingin melerai perkelahian itu, Fatun menghalangi dan menepis Nabi Musa.
Musa pun memukul kepala Fatun dan seketika itu juga pria itu tewas.
Akibat dari tindakannya itu, Musa meminta ampun kepada Allah SWT atas apa yang telah dia perbuat.
Namun berita itu cepat terdengar hingga telinga Firaun. Raja Mesir itu kemudian memerintahkan prajuritnya untuk menangkap Musa.
Hal inilah yang menyebabkan Nabi Musa keluar dari kerajaan Mesir.
Perjalanannya tidak tentu arah. Dan belum 8 hari ia mengembara, ia telah tiba di Kota Madyan, tempat Nabi Syuaib menetap.
Lama ia tinggal di kediaman Nabi Syuaib, ia pun menikahi salah satu putri Nabi Syuaib, Shafura, dan ikut bermukim di sana.
BACA JUGA: Kisah Teladan Sahabat Nabi: Zubair bin Awwam, Panglima Perang sekaligus Pengawal Pribadi Rasulullah
Mukjizat dan Wahyu Nabi Musa
Sekembalinya Nabi Musa ke Mesir, beliau mendapatkan sebuah mukjizat dari Allah SWT berupa tongkat untuk menghadapi Firaun beserta pengikutnya.
Mendengar Musa yang kembali ke Mesir dengan membawa ajaran baru, Firaun seketika murka dan memerintahkan Musa untuk menunjukkan bukti kenabiannya.
Dan tidak satu pun ahli sihir Firaun bisa menandingi mukjizat yang telah diberikan kepada Nabi Musa.
Firaun yang kala itu terbakar oleh amarahnya segera menghukum mereka semua (dari para ahli sihir, pengikut Nabi Musa) dengan kejam. Bahkan Firaun pun membunuh istrinya sendiri dengan keji.
Lagi, Nabi Musa merencanakan kepergiannya dari Mesir, dan kini ia membawa serta kaumnya, Bani Israil.
Di penghujung bukit yang berbatasan langsung dengan laut, Nabi Musa memohon pertolongan kepada Allah SWT agar Firaun beserta pasukannya tidak bisa mengejar dia.