Keren, Ibu-Ibu Simbangdesa Kreasikan Jamu Milenial

Kamis 14-11-2019,14:35 WIB

PRODUKSI - Para ibu-ibu di Desa Simbangdesa saat memproduksi jamu.

BATANG - Ibu-ibu warga Desa Simbangdesa, Kecamatan Tulis tengah mengembangkan usaha minuman tradisional jamu secara kekinian. Pengembangan itu dilakukan baik dari segi rasa maupun pengemasan, agar jamu bisa dikonsumsi dan digemari oleh kaum milenial dan anak-anak.

Bahkan usaha yang sudah dirintis tiga tahun lalu itu bisa memproduksi sekitar 1.800an botol per bulan. Tak hanya untuk melestarikan minuman kesehatan tradisional, usaha tersebut diharapkan juga misa mengentaskan angka pengangguran yang ada di desa mereka.

Ketua Kelompok Usaha Bersama (KUB) Sejahtera Jaya, Rizki Murtikasari, mengaku prihatin jika jamu nantinya musnah ditelan zaman. Terlebih, saat ini menurutnya banyak minuman yang kurang sehat. Sehingga ia dan berasama 10 ibu lainnya berupaya mengembangkan jamu sebagai wirausaha dan juga untuk menyehatkan generasi milenial.

"Perlu ada generasi penerus yang melanjutkan tradisi kita minum jamu. Kedua, semakin mirisnya sekarang banyak minuman yang tidak sehat. Dan kami ingin bisa memunculkan budaya minum jamu untuk anak muda," terangnya.

Untuk pemasarannya, selain dari lokal Batang, Pekalongan juga sudah merambah Jakarta, Solo, Jawa timur, dan Jawa Barat. Produk jamu kekinian itu pun sudah dipasarkan secara online. Harga jamu dibandrol Rp 6 ribu hingga Rp 12 ribu. Rata-rata dalam sebulan mereka bisa meraup omset hingga Rp 14 juta.

Jamu produksi ibu-ibu Desa Simbangdesa itu juga memiliki varian rasa dan manfaat. Seperti beras kencur, kunir asem, rosela, secang jahe, gula adem, sirih kunci, susut perut dan lempuyangan.

"Untuk menarik konsumen, maka jamu yang kami buat diolah agar bisa manis dan disukai, baik kaum milenial ataupun oleh anak-anak," pungkasnya. (nov)

Tags :
Kategori :

Terkait