TATAPAN matanya tajam. Gaya bicaranya simpel dan lugas. Struktur berpikirnya sistematis. Sekali-kali menggerakkan tangan di depan dadanya untuk mempertegas konten argumentasinya.
Itulah sosok Ketua DPRD Kota Pekalongan Moh Azmi Basyir. Pria jebolan Geodesi Institut Teknologi Bandung ini terbilang masih berusia muda.
Pria kelahiran Kota Pekalongan tanggal 19 Juni 1990 ini masih terbilang berusia muda dibanding dengan legislator lainnya. Namun karena kapasitas yang dimilikinya dipercaya untuk menjadi Ketua DPRD.
Moh Azmi Basyir meminta kepada kaum muda Kota Pekalongan agar berhenti skeptis dengan politik.
"Politik itu harus diisi oleh orang baik, memiliki integritas dan memiliki kompetensi," ujar peraih gelar master dari National University of Singapore (NUS) jurusan manajemen teknologi ini.
Jika tidak, tambahnya, maka tipe orang-orang sebaliknya yang akan masuk dan mengisi wilayah politik.
Banyak pemimpin bisnis dan politik dari kalangan muda yang sudah menunjukkan kelasnya.
"Mas Menteri Nadiem, Mas Zaky Bukalapak, Presiden Prancis adalah tokoh dari kalangan muda," kata mahasiswa S-3 Universitas Diponegoro jurusan Administrasi Publik ini.
Azmi kurang setuju kalau peran-peran politik maupun sosial ada dikotomi tua atau muda.
"Menurut saya yang paling penting adalah kompeten atau tidak kompeten. Terserah mau muda atau tua," tuturnya semangat.
"Kalau muda kompeten, berikan kesempatan. Kalau muda tidak kompeten jangan harap bisa berperan," lanjut Azmi berapi-api.
"Sebaliknya apabila tua kompeten, pasti akan dibutuhkan pengalaman dan ilmunya. Tapi kalau tua tidak kompeten pun tidak akan mendapat porsi," tambahnya lagi.
Beberapa kelebihan kaum muda adalah bisa menjadi inisiator perubahan yang bisa memberikan energi baru dan pemikiran yang berbeda.
Kaum muda itu memiliki konsep berpikir yang baik dan out of the box.
"Out of the box artinya memberikan inovasi dan berani mencoba. Sekarang ini situasi serba sulit, perlu terobosan," katanya lagi.