Kepercayaan terhadap hubungan bisa terkikis ketika sang anak melihat perceraian kedua orang tuanya, terlebih jika perpisahan tersebut diwarnai oleh konflik dan ketegangan. Peristiwa yang demikian dapat menjadi salah satu luka masa kecil yang memicu perselingkuhan.
Selingkuh yang sering kali menjadi katalisator perceraian dan orang tua tunggal yang cenderung kesulitan mendapatkan pasangan baru akan membuat anak mengamati dinamikanya dan bukan tidak mungkin akan melakukan peniruan.
Luka masa kecil yang memicu perselingkuhan pada anak yang tidak tumbuh dalam hubungan yang sehat akan membuat mereka kehilangan kemampuan dalam menjaga kesetiaan dan monogami.
Perasaan yang sering diabaikan
Pengabaian terhadap emosi anak juga merupakan salah satu cara pengasuhan yang buruk, bahkan bisa bertransformasi menjadi luka masa kecil yang memicu perselingkuhan di kemudian hari.
Meski begitu, bukan berarti anak yang diperhatikan secara emosional dengan baik oleh orang tuanya tidak berpotensi selingkuh. Hanya saja, ini akan menekan kemungkinan perselingkuhan pada anak saat mereka dewasa.
Dr. Paul DePompo yang psikolog klinis mengungkapkan bahwa seorang anak yang tidak divalidasi perasaannya dan justru dikontrol akan membuat mereka menganggap bahwa perasaan bukanlah hal yang penting.
Orang yang tumbuh dengan masa lalu seperti ini biasanya cenderung mencari apa yang tidak dia dapatkan dari hubungan daripada mengomunikasikannya dengan pasangan untuk mengusahakan hal tersebut bisa terpenuhi.
Menjadi korban pelecehan saat kecil
Pengalaman menjadi korban pelecehan merupakan hal yang sangat berat bagi anak-anak. Ini bisa berimbas pada munculnya trauma dan menyebabkan gejala gangguan stres pasca trauma atau PTSD. Bagi sebagian orang, ini bisa menjadi bagian dari luka masa kecil yang memicu perselingkuhan.
Menurut Logan Cohen yang merupakan seorang terapis keluarga dan pernikahan, efek samping paling umum dari PTSD adalah adanya gejala mati rasa atau penghindaran sehingga mereka berfokus secara berlebihan kepada keadaan gairah berlebihan. Mereka secara aktif mencari pemenuhannya, salah satu contohnya adalah hubungan seksual yang berisiko.
BACA JUGA 4 Ciri Pemimpin dengan Komunikasi yang Sukses, Tiru Ini Jika Ingin Jadi Leader yang Bersinar!
Orang tua tidak hadir secara emosional
Peristiwa masa kecil terakhir yang bisa menjadi luka masa kecil yang memicu perselingkuhan adalah keabsenan orang tua secara emosional, di mana anak hanya merasakan kehadiran orang tua secara fisik, tetapi tidak dengan psikis.
Seorang anak yang tumbuh dewasa bersama orangtua yang tidak hadir secara fisik maupun emosional tentu dapat berperan dalam caranya memandang suatu hubungan setelah mereka dewasa.
Menurut Dr. Amelua Kelley yang merupakan seorang konselor, di kemudian hari anak-anak bisa kesulitan untuk mencari perhatian. Mereka juga sulit untuk mengatasi stres yang tak terelakkan yang datang dari hubungan intim jangka panjang.