RADARPEKALONGAN.DISWAY.ID - Jejak teladan ulama Pekalongan kali ini akan membahas tentang kisah menarik KH Anshor ziarah ke makam dowo Pekalongan.
Kota Pekalongan, tepatnya di Kelurahan Medono, Kecamatan Pekalongan Barat ada sebuah makam yang dikeramatkan oleh masyarakat.
Makam yang berada di sebelah Puskesmas Medono ini biasa disebut dengan Makam Dowo Syekh Husein.
Panjangnya yang hampir sekitar 3 - 4 meteran menjadikan masyarakat sering menyebutnya sebagai makam dowo atau makam yang panjang.
BACA JUGA:Kedekatan Habib Ali bin Ahmad Al-Athas dengan Para Kyai dan Masyarakat Pekalongan
Namun pengkultusan makam itu sebagai makam wali yang dikeramatkan bukan asal-asalan semata, ada banyak faktor yang membuat masyarakat menduga beliau yang dimakamkan di makam tersebut adalah seorang waliyullah.
Salah satu alasan paling kuat untuk dijadikan sebagai dasar penentuan tersebut adalah adanya kunjungan ziarah dari para ulama ternama, ulama-ulama yang sudah tidak diragukan lagi kesalehannya.
Nah kaitannya dengan makam dowo yang ada di medono, ada banyak ulama yang pernah berziarah ke makam tersebut.
Semasa mudanya, Maulana Habib Luthfi bin Yahya seringkali berziarah ke makam dowo medono.
KH. Abdul Fattah bin KH. Thohir, ulama yang dikenal istiqamah membaca shalawat dalailul khairat rutin melaksanakan acara haul makam dowo setiap akhir bulan Muharrom.
Dahulu yang pertama memerintahkan masyarakat agar membangunkan kubah untuk makam dowo Syekh Husein adalah seorang wali putra Habib Ahmad Al-Athas Sapuro, yakni Habib Ali bin Ahmad Al-Athas.
Beberapa faktor tersebutlah yang menjadikan masyarakat yakin bahwa makam dowo ini adalah makam seorang wali besar pada zamannya.
Selain faktor-faktor tersebut ada juga kisah yang dialami oleh KH. Anshor bin Abdullatif, beliau adalah ayah dari KH. Zakaria Anshor (santri kinasih Habib Luthfi bin Yahya). Berikut kisahnya.