RADARPEKALONGAN.DISWAY.ID - Artikel kali ini akan membahas prinsip berbisnis Abdurrahman bin Auf, seorang sahabat Rasulullah Shallallahu alaihiwasallam yang dikenal kaya raya dan pandai berdagang.
Abdurrahman bin Auf masuk Islam di Mekah dan ketika turun perintah berhijrah ke Madinah, beliau dengan setia meninggalkan semua harta bendanya untuk mengikuti Rasulullah ke Madinas.
Abdurrahman bin Auf ikut berhijrah tanpa bekal apapun, kecuali pakaian yang digunakan.
Ketika sampai di Madinah, masing-masing sahabat Muhajirin atau sebutan untuk Islam yang ikut hijrah, mendapatkan saudara dari sahabat Anshor. Karena pada saat itu Rasulullah mempersaudarakan orang Muhajirin penduduk Mekkah yang berhijrah dengan orang Anshor Penduduk Madinah.
Abdurrahman bin Auf mendapatkan saudara bernama Sa'ad bin Rabi' Al Anshori yang memiliki kekayaan sangat banyak, dan memiliki dua istri.
Sa'ad menawarkan untuk membagi dua hartanya, termasuk satu istrinya yang akan diceraikan dan akan diberikan kepada Abdurrahman.
Namun Abdurrahman tidak mau menerima hadiah itu, dan mendoakan semoga Allah memberkahi harta dan keluarga Sa,ad.
Abdurrahman hanya bertanya kepada Sa'ad di mana letak Pasar. Setelah itu, diapun mulai berdagang, hingga akhirnya kembali meraih kesuksesan dan mempunyai harta berlimpah.
Prinsip Bisnis
Abdurrahman bin Auf, seorang sahabat Nabi Muhammad SAW ini dikenal tidak hanya karena kekayaannya yang melimpah, tetapi juga karena prinsip bisnisnya yang berlandaskan nilai-nilai Islam.
Berikut adalah beberapa prinsip bisnis yang diterapkan oleh Abdurrahman bin Auf yang dapat menjadi inspirasi bagi para pengusaha masa kini.
1 Likuiditas Tinggi dan Penghindaran Utang
Abdurrahman bin Auf memulai bisnisnya dengan modal yang sangat kecil, hanya 2 atau 4 dinar, namun ia berhasil mengembangkan kekayaannya hingga mencapai nilai yang fantastis.
Salah satu prinsip utamanya adalah menjaga likuiditas tinggi dan menghindari utang. Ia percaya bahwa rezeki akan datang dari Allah SWT dan tidak pernah mengambil pinjaman atau hadiah dari siapapun.
2. Volume Tinggi dengan Keuntungan Rendah