*Sebagai Pasokan Energi Tambahan Kapal Nelayan
*Nelayan Bisa Hemat Bahan Bakar Fosil
KAJEN,RADARPEKALONGAN.DISWAY.ID - Untuk membantu nelayan menghemat pembelian bahan bakar fosil agar pendapatannya bisa meningkat, tim peneliti dari Politeknik Negeri Jakarta mengembangkan panel surya sebagai pasokan energi tambahan kapal nelayan.
Tim peneliti yang terdiri atas dosen dan mahasiswa Politeknik Negeri Jakarta, Prodi Manufaktur, Kampus Kota Pekalongan ini melaksanakan pengabdian masyarakat untuk mengembangkan panel surya untuk kapal nelayan di Pelabuhan Krapyak, Kota Pekalongan. Pengabdian ini fokus pada pengembangan panel surya sebagai pasokan energi tambahan pada kapal nelayan.
Tim pengembangan panel surya sebagai sistem kebocoran sensor informasi untuk kapal nelayan kecil di Pelabuhan Desa Setembok Kecamatan Krapyak Kota Pekalongan ini terdiri atas tiga dosen yakni Imam Muzaki, S.T., M.T; Dr. Mirza Mahbub Wijaya; dan Ir. Fathan Mubina Dewadi, S.T., M.T. berkolaborasi dengan empat mahasiswa Nashwa Bayu Tsabitha, Fauzan Hakim, Adam Cahya Soeprapto, dan Rayhan Bramantio.
Salah satu tim peneliti, Imam Muzaki, S.T., M.T., Rabu, 19 Juni 2024, mengatakan, pemanfaatan energi surya sebagai energi listrik dapat dilakukan dengan menggunakan panel surya yang dipasang di kapal.
"Energi listrik yang dihasilkan dapat menggerakkan baling-baling kapal, peralatan listrik, digunakan untuk penerangan kapal di malam hari, atau digunakan sebagai alat pendeteksi kebocoran pada kapal nelayan," terang dia.
Pemanfaatan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) ini juga dapat memberikan dampak positif bagi nelayan. Diantaranya, meningkatkan kesehatan, ekonomi dan kelestarian lingkungan serta mengembangkan nelayan mandiri.
Disebutkan, potensi energi surya Indonesia sebesar 4,8 kWh/m2. Energi baru terbarukan ini akan mencakup wilayah di Indonesia. "Energi matahari sangat melimpah di dekat garis khatulistiwa sehingga tersedia sepanjang tahun, kecuali saat hujan," kata dia.
Menurutnya, penggunaan energi surya dapat digunakan sebagai alternatif energi tradisional yang kini semakin terbatas dan sangat mahal. Panel surya ini salah satunya dapat dimanfaatkan oleh nelayan di pesisir Kota Pekalongan.
"Armada di wilayah Pangkalan Pendaratan Ikan di Kota Pekalongan mencapai 137 unit dengan rata-rata ukurannya yaitu kisaran 2 GT sampai 7 GT," katanya.
Kegiatan penangkapan ikan dapat dijalankan menggunakan beberapa jenis armada tangkap yaitu perahu tanpa motor atau sampan, perahu motor tempel dan perahu motor.
Perbedaan jenis armada tersebut mempengaruhi perbedaan jumlah pendapatan yang dihasilkan nelayan. Jenis armada yang sering digunakan pada nelayan di Desa Setembok, Kecamatan Krapyak, Kota Pekalongan adalah sampan.
"Sampan ini sering tidak menggunakan mesin generator set dalam memberikan sumber listrik yang digunakan untuk penerangan dan alat elektronik lainnya," ujar dia.