Kerja sama dengan Jepang tidak hanya untuk dapat meningkatkan kualitas wasit lokal melalui pelatihan dan teknologi yang lebih baik, tetapi juga mencakup pengembangan liga profesional di Indonesia.
Di samping itu, kerja sama dengan Bundesliga Jerman dan Federasi Sepak Bola Belanda (KNVB) membawa inovasi dalam pengelolaan kompetisi dan pengembangan potensi sepak bola Indonesia.
Keputusan FIFA untuk menunjuk Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-17 merupakan pengakuan atas kemajuan signifikan yang dicapai oleh sepak bola Indonesia di bawah kepemimpinan Erick Thohir.
Hal tersebut menunjukkan dan membuktikan reputasi positif yang berhasil dibangun Erick Thohir terhadap sepak bola Indonesia di tingkat internasional.
Namun, pencapaian Erick Thohir tidak hanya terbatas pada pengembangan teknis dan kompetitif sepak bola saja.
Ia juga melakukan audit keuangan PSSI dari era sebelumnya untuk memastikan transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan keuangan organisasi.
Langkah tersebut memang sangatlah penting untuk dapat membersihkan PSSI dari masalah-masalah administratif yang mungkin terjadi di masa lalu.
Pemberantasan mafia bola juga menjadi fokus Erick Thohir. Melalui kerja sama dengan pihak kepolisian dan pemerintah, Erick Thohir bertekad untuk memberlakukan sanksi tegas bagi para pelaku match fixing, termasuk hukuman seumur hidup bagi yang terlibat.
Langkah tersebut diharapkan dapat membersihkan nama baik sepak bola Indonesia dari praktik tidak fair tersebut.
Tingkat kepuasan yang tinggi dari publik Indonesia terhadap kinerja Erick Thohir sebagai Ketua umum PSSI menunjukkan bahwa langkah-langkah yang diambilnya telah diterima dengan baik.
Namun, tantangan besar masih menunggu di depan, termasuk memastikan kesinambungan dari program-program yang telah diinisiasi agar sepak bola Indonesia bisa terus berkembang dan bersaing di tingkat internasional.