Kritikan pun mengalir deras, menuntut perbaikan mendasar dalam program pembinaan pemain muda.
Di sisi lain, Indonesia menunjukkan kemajuan pesat dan mendapatkan banyak perhatian berkat program naturalisasi pemain yang diterapkan oleh PSSI di bawah kepemimpinan Erick Thohir.
Meskipun ada kritik mengenai keberadaan pemain naturalisasi, namun para pejabat PSSI menjelaskan bahwa langkah tersebut diambil untuk dapat meningkatkan kualitas tim nasional.
BACA JUGA:Setelah Hilgers dan Eliano, Siapa yang Akan Dinaturalisasi Selanjutnya? No. 9 tetap jadi prioritas!
BACA JUGA:Kesiapan Maarten Paes Jelang Laga Lawan Bahrain di Kualifikasi Piala Dunia, Siap Menang!
Keberhasilan Timnas Indonesia U-20 menjadi titik balik yang positif dalam sejarah sepak bola Indonesia, sementara kegagalan Malaysia menimbulkan refleksi mendalam bagi federasi sepak bolanya.
Semua mata kini tertuju pada masa depan sepak bola kedua negara ini, dengan harapan bahwa keduanya dapat menunjukkan kemajuan yang signifikan.
Kesuksesan Timnas Indonesia U-20 lolos ke Piala Asia U-20 2025, sementara Timnas Malaysia U-20 harus menerima kegagalan, menjadi momen yang sangat kontras bagi kedua negara.
Komentar tajam dari legenda sepak bola Malaysia, Safee Sali, yang menyebut performa Malaysia sebagai memalukan, menunjukkan kekecewaan mendalam terhadap kemunduran sepak bola negaranya.
BACA JUGA:Ini Pemain Timnas Indonesia yang Diminati FC Barcelona Untuk Direkrut, Siapa?
BACA JUGA:Ini Pemain Underrated di Skuad Timnas Indonesia Senior yang Main di Liga 1, Siapa?
Ia bahkan menyoroti bagaimana Timnas Indonesia telah melampaui Malaysia dalam berbagai aspek, baik di level junior maupun senior.
Keberhasilan Timnas Indonesia U-20 ini tak hanya sekadar kemenangan di lapangan, tetapi juga cerminan dari program yang mulai memperlihatkan hasil nyata, termasuk langkah kontroversial seperti naturalisasi pemain.
Meskipun kebijakan tersebut menuai kritik dari beberapa pihak, namun PSSI menegaskan bahwa langkah tersebut diperlukan untuk meningkatkan daya saing di tingkat internasional.
Sebaliknya, kegagalan Timnas Malaysia memicu amarah dan kekecewaan di kalangan suporter serta pengamat sepak bola Malaysia.
Mereka menuntut perubahan mendasar dalam pengelolaan dan pembinaan sepak bola di negaranya.