Kurangnya umpan cepat ke dalam kotak penalti juga menjadi masalah, sehingga menyebabkan serangan Indonesia mandek di sepertiga akhir lapangan.
Babak Kedua: Pergantian Pemain dan Penampilan Thom Haye
Pelatih Shin Tae-yong melakukan sejumlah pergantian pemain di babak kedua dengan memasukkan Thom Haye dan Marselino Ferdinan.
Pergantian tersebut terbukti mampu meningkatkan intensitas serangan Indonesia, tetapi skuad Garuda tetap sulit menciptakan peluang berbahaya.
BACA JUGA:Dosa-dosa Ahmed Al Kaf, Wasit Kontroversial dalam Laga Timnas Indonesia Kontra Bahrain
BACA JUGA:Bahrain VS Timnas Indonesia, Luapan Kekecewaan STY Soal Wasit Ahmed Al Kaf: Memalukan
Gol yang dicetak Thom Haye lewat tembakan keras dari bola pantul sempat membuka harapan bagi Indonesia untuk menyamakan kedudukan, namun waktu tidak cukup untuk menghasilkan gol tambahan.
Permainan China di babak kedua juga diwarnai dengan banyak drama, termasuk mengulur waktu dan pemain yang berpura-pura cedera.
Namun, hal tersebut sah dalam permainan sepak bola dan menjadi bagian dari strategi untuk dapat mempertahankan keunggulan mereka.
Tantangan di Grup C
Walaupun kalah, Timnas Indonesia masih memiliki peluang untuk bersaing di grup C, meskipun harus lebih rapi dalam hal koordinasi dan pengambilan keputusan di lapangan.
BACA JUGA:Kemenkumham Raih Penghargaan Anugerah Media Humas 2024
BACA JUGA:Dosa-dosa Ahmed Al Kaf, Wasit Kontroversial dalam Laga Timnas Indonesia Kontra Bahrain
Di pertandingan berikutnya pada bulan November, diharapkan para pemain mampu tampil lebih kompak dan efektif sejak menit awal untuk dapat terus bersaing di kualifikasi Piala Dunia 2026 ini.
Secara keseluruhan, kekalahan Indonesia dari China menjadi pelajaran penting bagi Timnas dalam menghadapi tantangan di babak kualifikasi Piala Dunia 2026.
Meskipun memiliki penguasaan bola yang dominan, namun ketidakmampuan dalam menciptakan peluang berbahaya dan lemahnya koordinasi pertahanan menjadi faktor penentu hasil akhir.