Evaluasi tersebut tidak hanya berkaitan dengan pergantian pemain, namun juga konsistensi strategi yang kerap berubah antar pertandingan.
Misalnya, saat pertandingan melawan Tiongkok, terjadi perubahan formasi dengan menempatkan Pratama Arhan ke posisi tengah, yang seharusnya ditempati oleh gelandang bertahan.
Beberapa pengamat berpendapat bahwa perubahan semacam ini dapat merusak ritme permainan dan koordinasi pemain di lapangan, sehingga konsistensi sangat diharapkan dalam laga-laga mendatang.
BACA JUGA:Alasan FIFA Menolak Permintaan Bahrain untuk Tidak Main di Kandang Timnas Indonesia, Ternyata…
Peningkatan Komunikasi dan Keharmonisan di Ruang Ganti
Selain dari aspek teknis di lapangan, pembahasan evaluasi ini juga menyentuh pentingnya suasana harmonis di ruang ganti.
Erick Thohir menekankan perlunya kerja sama yang solid antara manajer tim, pelatih, dan para pemain.
Dengan mengembalikan suasana yang kondusif di ruang ganti, para pemain diharapkan dapat fokus menghadapi laga-laga berikutnya dengan semangat dan motivasi tinggi.
Hal tersebut sangat penting, mengingat Timnas Indonesia masih memiliki peluang di laga selanjutnya untuk mengejar peringkat keempat dan melaju ke ronde keempat kualifikasi.
BACA JUGA:Ambisi Erick Thohir Demi Timnas Indonesia: 4 Pemain Resmi Susul Kevin Diks untuk Dinaturalisasi
BACA JUGA:Pemain Keturunan Depok Jadi Target Naturalisasi Timnas Indonesia Berikutnya?
Fokus Menuju Pertandingan Melawan Jepang dan Arab Saudi
Hasil dari evaluasi ini diharapkan dapat meningkatkan performa Timnas Indonesia pada laga berikutnya melawan Jepang dan Arab Saudi.
Kedua laga tersebut akan berlangsung pada November, sehingga menjadi peluang penting untuk mengamankan posisi dalam klasemen Grup C.
Oleh karena itu, STY diharapkan dapat membuat keputusan tepat dalam pemilihan pemain dan strategi agar Timnas Indonesia mampu bersaing dan berpotensi meraih tiket ke ronde selanjutnya.
BACA JUGA:Timnas Indonesia Tak Bakal Kekurangan Pemain! The Next Thom Haye Setuju Dinaturalisasi