Berbagai langkah telah dilakukan, seperti distribusi bantuan pangan bagi korban bencana gempa di tiga kecamatan dan pengawasan ketat melalui inspeksi pasar. Hasilnya, tingkat inflasi di Batang pada November 2024 tercatat hanya 0,03%, di bawah rata-rata nasional yang sebesar 0,08%.
Untuk penurunan Stunting di Kabupaten Batang mengalami penurunan signifikan, dari 14,14% pada 2021 menjadi 7,79% pada 2024. Hal ini dicapai melalui program inovatif seperti D'Basinem (Desa Binaan ASI Thok Nem Wulan), Bapak Asuh Anak Stunting, dan GEMATI (Gerakan Makan Telur Setiap Hari).
"Kami mengintervensi langsung dengan dana desa dan kemitraan dunia usaha," ujar Lani.
Pada tahun ini, cakupan pengukuran stunting mencapai hampir 100%, menunjukkan komitmen tinggi pemerintah daerah dalam mengatasi masalah gizi buruk.
BACA JUGA:103 Pegawai Purnatugas, Pj Bupati Batang Berharap Masa Pensiun Bisa Perbanyak Kegiatan Positif
Melalui kolaborasi lintas OPD dan Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB), angka pengangguran terbuka turun dari 6,64% pada 2022 menjadi 5,67% pada 2024.
Salah satu pencapaian besar adalah penyerapan tenaga kerja sebesar 5.310 orang pada Oktober 2024, berkat beroperasinya perusahaan padat karya seperti PT Yih Quan Footwear Indonesia.
“Pelatihan berbasis kompetensi serta sertifikasi tenaga kerja menjadi fokus utama kami,” jelas
Lani, Pemerintah juga mendorong wirausaha baru melalui pelatihan berbasis potensi desa.
Dalam upaya menurunkan angka kemiskinan, Pemkab Batang mengembangkan strategi berbasis data terpadu. Selain itu, program seperti GerBek Pasar (Gerakan Bersama Keluarga Tepat Sasaran) diluncurkan untuk memastikan bantuan sosial tepat guna.
“Pendekatan kolaboratif dengan pemerintah desa dan sektor swasta memberikan hasil nyata dalam penurunan kemiskinan,” ungkap Lani dengan penuh Optimis.
BACA JUGA:Pantau TPS di Tiga Kecamatan, Pj Bupati Batang Pastikan Pemungutan Suara Pilkada Berjalan Lancar
Hingga triwulan II, Pemkab Batang mencatat penyerapan anggaran yang efisien untuk mendukung berbagai program prioritas. Fasilitasi bantuan operasional keluarga berencana (BOKB) hingga penguatan dana desa menjadi pendorong utama realisasi program yang berdampak langsung pada masyarakat.
Lani Dwi Rejeki menutup evaluasi dengan menyatakan, "Kami terus berkomitmen untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat Batang melalui program yang terarah dan kolaboratif."
Capaian ini menjadi bukti nyata bahwa Kabupaten Batang di kepemimpinan Pj Bupati Lani Dwi Rejeki mampu menjaga stabilitas dan menciptakan perubahan positif bagi masyarakat Kabupaten Batang. (nov)