Radarpekalongan.co.id- Perkembangan Industri batik dan craft Kota Pekalongan terus menunjukkan pertumbuhan yang menjanjikan. Hal tersebut tentu tak lepas adanya bentuk kolaborasi antara Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda), Pemerintah Daerah, dan juga masyarakat.
BACA JUGA:Cabuli Anak Tiri, Pedagang dari Desa Luragung Pekalongan Ditangkap Polisi
BACA JUGA:Sekda Kabupaten Pekalongan M Yulian Akbar Tinjau Banjir di Pacar Tirto Pekalongan
Terbukti, sektor ini menunjukkan geliat peningkatan pada jumlah UKM binaan Dekranasda dari 130 UKM pada tahun 2023 menjadi 161 UKM di tahun ini.
Sekretaris Dekranasda Kota Pekalongan, Fitria Yuliani Kartika, mengatakan bahwa bentuk sinergi ini menjadi bukti nyata bahwa pengrajin lokal memiliki potensi besar untuk berkembang dengan memberikan dukungan dan ruang promosi, pelatihan, dan akses ke pameran nasional maupun internasional.
BACA JUGA:DPRD Kabupaten Pekalongan Paripurnakan Penetapan Pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati Terpilih
Pihaknya menjelaskan bahwa keberhasilan ini tak lepas dari berbagai ajang promosi yang rutin diikuti Kota Pekalongan, seperti adanya event lokal antara lain Pekalongan Batik Night Carnival dan Pekan Batik Nusantara, yang menjadi wadah bagi pengrajin untuk memamerkan hasil karya mereka.
Tidak hanya event loka, beberapa Event Nasional dan Internasional pun diikuti seperti Inacraft, pameran kerajinan terbesar di Asia Tenggara, Trade Expo Indonesia, Kreanusa, Pameran JKTI, dan Pameran HUT Dekranas. Melalui partisipasi ini, menurutnya batik dan craft Kota Pekalongan semakin dikenal di pasar global, membuka peluang ekspor yang lebih besar.
BACA JUGA:Rapat Paripurna Pengumuman Paslon Terpilih Pilkada Hanya Dihadiri 21 Anggota DPRD Kabupaten Batang
“Tantangan tentu ada, untuk industri batik harga bahan baku seperti kain dan pewarna selama ini masih impor sehingga harganya masih tergantung dari harga pemasok, selain itu saat ini banyak kain yang bermotif batik atau printing yang dijual dengan harga yang jauh lebih murah daripada batik cap maupun batik tulis, inilah yang jadi tantangan tersendiri untuk para pengrajin batik bagaimana untuk bisa bersaing dengan tekstil motif batik,” ungkap dia dalam keterangan yang dibagikan belum lama ini.
BACA JUGA:SMPN 3 Subah Batang Ajak Pelajar Eksplor dan Peduli Alam Sekitar Lewat LDK
Melihat tantangan tersebut, pihaknya terus mendorong pengrajin untuk berinovasi. Seperti yang saat ini sudah dilakukan oleh salah satu pengrajin batik di Kota Pekalongan yaitu penggunaan Artificial Intelligence (AI) dalam desain motif batik, yang menghasilkan karya modern dan menarik bagi generasi muda.
Selain inovasi dalam desain, Dekranasda juga menekankan pentingnya digitalisasi pemasaran. Para pengrajin didorong untuk memanfaatkan platform e-commerce seperti Shopee, TikTok, dan Instagram sebagai sarana promosi dan penjualan produk mereka.
"Kami ingin pengrajin tidak hanya fokus pada kualitas produk, tetapi juga pada branding dan pemasaran agar produk mereka lebih kompetitif," jelas dia.
BACA JUGA:Kabasena Akan Gelar Reuni Akbar Lintas Angkatan, Gunakan Konsep Garden Party