52 Hektar Sawah di 4 Kecamatan Terancam Gagal Panen

Jumat 06-09-2019,13:29 WIB

BATANG - Musim kemarau panjang tahun ini mulai berdampak ke pertanian di Kabupaten Batang. Dinas Pangan dan Pertanian (Dispaperta) setempat mencapat, ada 52 hektar persawahan yang saat ini terancam gagal panen (puso). Ancaman tersebut terutama tersebar di Kecamatan Limpung, Tersono, Pecalungan, dan Reban.

Kepala Dispaperta Batang, Migayani Thamrin

Namun demikian, Dispaperta menyebut status tersebut masih dalam tahap ancaman. Menurut Kepala Dispaperta Batang, Migayani Thamrin, status tersebut memang bisa beresiko gagal panen, tapi juga masih ada peluang untuk bisa dipanen.

"Ancaman gagal panen karena kekeringan tetap ada ya. Tapi meski terancam, bukan artinya nanti pasti gagal panen. Masih ada harapan jika nantinya are seluas 52 hektare itu tetap berhasil panen. Hanya saja, saat ini karena intensitas hujan sangat rendah, bahkan di sebagian daerah tidak hujan, maka ada resiko atau ancaman tersebut," terang Migayani, saat diwawancarai Kamis (5/9) kemarin.

Oleh karena itu, Dispaperta mengimbau para petani untuk lebih waspada dan menjaga tanaman padi agar tidak kekurangan air. Jika di sekitar sawah masih ada sumber air, pihak Dispaperta pun sudah menyiapkan pompa untuk bisa dipinjamkan pada petani yang membutuhkan.

"Harapan kami, petani tidak akan mengalami gagal panen. Oleh karenanya kami berupaya memberikan solusi bagi para petani dengan meminjamkan pompa, jika memang masih ada sumber air di daerah sekitar. Tapi kalau sudah tidak ada air, maka hanya bisa berharap dari air hujan," ujar Migayani.

Salah satu petani, Ali dari Desa Candigugur Bawang mengakui, saat ini sawahnya terancam kekeringan. Hanya saja di sekitarnya masih terdapat mata air, sehingga pihaknya perlu menyediakan pipa pralon tambahan karena letak mata airnya yang cukup jauh dari sawahnya.

"Alhamdulillah, masih ada mata air di sini. Jadi sementara hanya perlu tambahan pipa untuk megalirkan air ke sawah saya. Kalau di beberapa tempat lain ada yang modelnya mengambil air dari sungai, airnya dibendung kemudian dijadwal seminggu sekali untuk dialirkan ke masing-masing petani," tandasnya. (nov)

Tags :
Kategori :

Terkait