iklan banner Honda atas

Malam Satu Suro di Batang, Masyarakat Umum Padati Ritual Penjamasan Tombak Abirawa

Malam Satu Suro di Batang, Masyarakat Umum Padati Ritual Penjamasan Tombak Abirawa

Penjamasan Tombak Abirawa Malam Satu Suro di Batang-Radar Pekalongan/Novia Rochmawati-

BATANG, RADAR PEKALONGAN – Di tengah cahaya temaram Pendapa Kabupaten Batang, suara gamelan mengalun pelan, menyatu dengan harum dupa yang memenuhi udara. Kamis malam (26/6/2025), ratusan warga tampak larut dalam suasana khidmat memperingati Malam Satu Suro, malam yang bagi sebagian besar masyarakat Jawa diyakini sebagai momen sakral penuh makna.

Di ruang utama, pusaka-pusaka warisan leluhur dijamas satu per satu. Di antara 70 pusaka yang dibersihkan malam itu, perhatian tertuju pada Tombak Abirawa, sebuah simbol kepemimpinan dan perlindungan yang telah menjadi bagian dari identitas Batang.

BACA JUGA:Bencana di Jateng Masih Tinggi, Ahmad Luthfi Tekankan Upaya Pencegahan

“Saya tak menyangka antusiasme masyarakat sebesar ini. Koleksi pusaka yang dibawa warga pun luar biasa, ini bukti bahwa budaya tidak mati. Ia hanya menunggu waktu untuk kembali bergema,” kata Bulat Batang, M Faiz Kurniawan

Di matanya, ritual penjamasan bukan sekadar membersihkan benda pusaka, melainkan cara menjaga nilai-nilai spiritual dan sejarah perjuangan yang melekat pada setiap bilah tombak dan keris.

“Ini bukan hanya tradisi. Ini adalah cara kita menghidupkan kembali pesan-pesan luhur dari para leluhur. Tombak Abirawa bukan sekadar warisan, tapi juga doa dan harapan yang terus menyala,” ungkap Faiz.

BACA JUGA:Bupati Batang Beri Hadiah Sepeda Motor untuk Desa Tercepat Lunas PBB

Malam itu, penjamasan tak hanya dilakukan terhadap Tombak Abirawa, tetapi juga 55 tombak lainnya, 14 keris, dan satu pedang. Warga pun turut berpartisipasi memamerkan koleksi keris pribadi—menunjukkan betapa budaya pusaka masih hidup dan dihargai.

Rangkaian acara dilengkapi dengan pagelaran wayang kulit dan pertunjukan seni tradisional lainnya, menghadirkan suasana yang memadukan spiritualitas, sejarah, dan hiburan dalam satu ruang yang utuh.

Ia pun menegaskan, pemerintah daerah akan terus mendukung kegiatan pelestarian budaya seperti ini. Bahkan, peringatan Malam Satu Suro tahun depan akan dikemas lebih menarik agar bisa merangkul generasi muda.

“Budaya tidak boleh berhenti di generasi kita. Kita harus menyiapkan panggung agar anak-anak muda Batang bisa ikut bangga, ikut menjaga, dan ikut merayakan warisan leluhur,” tutupnya. (Nov) 

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: