Kualitas Dipertanyakan, Konsumen di Batang Mulai Tinggalkan MinyaKita
Aktivitas jual beli di Pasar Batang-Radar Pekalongan/Novia Rochmawati-
BATANG – Isu kecurangan dalam takaran MinyaKita semakin menggoyahkan kepercayaan masyarakat. Setelah adanya temuan oleh Menteri Pertanian Amran Sulaiman bahwa volume minyak goreng bersubsidi ini tidak sesuai dengan yang tercantum dalam kemasan, sejumlah warga Kabupaten Batang mulai beralih ke minyak curah atau minyak premium.
BACA JUGA:Rizal Bawazier Minta Kebermanfaatan KITB Harus Dirasakan Langsung Masyarakat Batang
Namun, bukan hanya isu takaran yang membuat konsumen meninggalkan MinyaKita. Faktor kualitas juga menjadi pertimbangan utama. Rindang, seorang ibu rumah tangga di Cepokokuning, Batang, mengaku kecewa karena minyak tersebut lebih cepat rusak saat digunakan.
"Sudah tidak pakai MinyaKita, soalnya malah lebih boros. Buat dua kali penggorengan saja sudah tidak bagus, jadi beralih ke minyak premium," ujarnya, Selasa (11/3/2025).
Keluhan serupa juga disampaikan oleh Acik, warga Cepokokuning lainnya. Ia menilai minyak subsidi ini lebih cepat menghitam saat dipakai memasak dibandingkan minyak premium.
BACA JUGA:Bayi di Batang Terinfeksi TBC, Dinkes Minta Masyarakat Jangan Sembarangan Mencium Bayi
"Kalau untuk masak cepat hitam, jadi ya memang lebih boros. Kalau kemasan premium bisa beberapa kali penggorengan, masih agak bagus. Kalau soal takaran, saya belum pernah menakar sendiri, tapi kalau benar ada kecurangan ya pasti masyarakat kecewa," ungkapnya.
BACA JUGA:Siap-siap Pulang Kampung Gratis, Pemkab Batang Bakal Fasilitasi 150 Pemudik dari Jakarta
Menanggapi situasi ini, Analis Perdagangan Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, dan UKM (Disperindagkop) Batang, Mursiti, memastikan bahwa stok minyak goreng di Kabupaten Batang masih aman. Namun, ia mengungkapkan bahwa produk MinyaKita yang beredar saat ini bukan lagi dari skema subsidi pemerintah.
"Saat ini kebanyakan di pasaran adanya minyak goreng merek ‘Rizki’ dan MinyaKita produksi UMKM, bukan yang subsidi pemerintah," jelasnya.
Meski beredar pemberitaan tentang MinyaKita oplosan ataupun takaran yang tidak sesuai, Mursiti menegaskan bahwa penjualan MinyaKita di Batang masih relatif stabil dan tidak terdampak signifikan oleh isu tersebut. (Nov)
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
