iklan banner Honda atas

Berkah Ramadan, Permintaan Jamur Tiram Meningkat 2 Kali Lipat

Berkah Ramadan, Permintaan Jamur Tiram Meningkat 2 Kali Lipat

Permintaan jamur tiram di Batang melonjak dua kali lipat selama Ramadan dan Lebaran. Petani lokal kewalahan memenuhi pesanan meski harga tetap stabil di Rp14-15 ribu/kg.-Radar Pekalongan/Novia Rochmawati-

BATANG, RADAR PEKALONGAN - Permintaan akan kebutuhan jamur tiram terus meningkat. Khususnya semasa Ramadan dan Lebaran. Pasalnya tak hanya dikonsumsi sebagai lauk, jamur tiram juga bisa menjadi bahan dasar aneka snack untuk kudapan saat Idul Fitri nanti. 

Hal ini seperti dituturkan petani jamur asal Wonotunggal Batang, Muchammad Furqon Firman Syah (33). 

Dikatakannya selama Ramadan hingga jelang Lebaran, permintaan jamur meningkat dua kali lipat. Yang setiap harinya sekitar 20 kilogram bisa meningkat hingga 40 kilogram. 

BACA JUGA:Polres Batang Gelar Buka Puasa Bersama dan Bakti Sosial untuk Anak Yatim di Panti Asuhan Putra Bakti

"Selama Ramadan ini meningkat hampir dua kali lipat hingga 40 kilogram, biasanya sekitar 20 kilogram per hari. Sebenarnya kalau begini kami agak kewalahan, dan beberapa permintaan ada yang belum bisa kami penuhi," jelas lelaki yang kerap disapa Furqon ini. 

Meski permintaan banyak, Furqon menyebut harga yang ia banderol tetap sama. Dimana per kilogramnya dihargai kisaran Rp14-15 Ribu. Jamur tiramnya ini biasanya dipasarkan ke pasar lokal sekitar di daerah Batang dan Pekalongan. 

Potensi Budidaya Jamur di Batang 

Furqon menyebut budidaya jamur di Batang masih potensial. Karena diakuinya masih banyak permintaan pasar yang belum terpenuhi. 

BACA JUGA:Kualitas Dipertanyakan, Konsumen di Batang Mulai Tinggalkan MinyaKita

Selain itu budidaya jamur tidak terlalu membutuhkan perawatan yang sulit. Cukup disiram air secara rutin, jika musim panas bisa disiram sehari sekali. Sedangakan di musim hujan cukup 2-3 hari sekali. Selain itu ditambah dengan perawatan insektisida secara berkala, dua kali dalam sebulan. 

"Di awal budidaya kami hanya punya sekitar 2.000 baglog dengan modal sekitar Rp500rb. Sekarang alhamdulillah sudah ada sekitar 20.000 baglog," jelasnya. 

Untuk panen, dari awal pembibitan hingga siap panen jamur membutuhkan waktu sekitar 6-7 bulan. Proses panen pun bisa dilakukan setiap hari, ketika pembibitan dilakukan bertahap. 

BACA JUGA:Siap-siap Pulang Kampung Gratis, Pemkab Batang Bakal Fasilitasi 150 Pemudik dari Jakarta

"Dulu pas awal, panennya tidak menentu. Sekarang sudah kami setting, agar tiap hari bisa panen dengan jumlah yang signifikan. Jadi stok yang dijual ke pasar atau tengkulak bisa lebih fresh dan tidak ada yang terbuang," pungkasnya. (Nov) 

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: